Tak Daftar Ulang,Ratusan Pendaftar Gugur Masuk Jalur SNMPTN

Surabaya, Bhirawa
Upaya menekan jumlah kursi kosong di Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tampaknya masih belum mendapat hasil maksimal. Kendati daftar ulang jalur undangan bebarengan dengan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), keberadaan calon mahasiswa yang mundur tak juga hilang.
Seperti di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA), verifikasi berkas yang dibuka hingga 6 Mei 2017 lalu menunjukkan peserta SNMPTN banyak yang tidak bisa melakukan daftar ulang kemarin, Selasa (16/5). Wakil Rektor I UINSA Syamsul Huda menjelaskan, ada sekitar 100 peserta yang diterima jalur SNMPTN tidak melakukan verifikasi berkas.
Dari jumlah itu, tak lebih dari 10 orang yang secara resmi mengundurkan diri dengan mengajukan surat pada universitas. Selebihnya dianggap mundur tanpa keterangan pasti.
“Kemungkinan ya bisa ikut SBMPTN, karena jurusan yang diterima di SNMPTN mungki tidak sesuai dengan harapannya,” jelasnya ketika dikonfirmasi
Menurutnya Syamsul, banyak kepala sekolah yang bertanya, apa ada konsekuansinya jika alumnus sekolahnya tidak daftar ulang saat diterima jalur SNMPTN. Dirinya menegaskan akan ada konsekuensinya, namun bukan berupa blacklist. Tetapi PTN akan mengurangi penerimaan dari sekolah yang siswanya batal daftar ulang.
“Hal ini merugikan kami yang telah menyiapkan pagu. Karena berkaitan dengan rasio dosen dan kualitas belajar. Makanya kami himbau ambil prodi jangan cuma ikut tren, jadi tidak ragu saat diterima,” lanjutnya.
Hal semacam ini masih kerap terjadi dan akhirnya berdampak pada sisa pagu. Karena itu, pihak universitas akan menghitung ulang peralihan sisa kuota dari calon mahasiswa yang tidak daftar ulang.
“Kemungkinan akan digeser ke jalur mandiri. Karena di jalur SBMPTN, 99 persen pendaftarnya melakukan daftar ulang,” tutur dia.
Hal serupa dibenarkan Siti Machmudah, Ketua Tim Penerimaan Mahasiswa Baru Intitut Teknologi Sepuluh Nopembe (ITS). Pihaknya mengaku akan mengurangi kuota penerimaan sekolah asal siswa yang tidak melakukan daftar ulang SNMPTN.
“Ada 1.059 orang yang diterima jalur SNMPTN. Jumlah ini kami lebihkan dari target 30 persen dari kuota keseluruhan ITS atau 1.026 orang,” jelasnya.
Alasannya, lanjut dosen Teknik Kimia ini, hal itu untuk mengantisipasi adanya calon mahasiswa yang mengundurkan diri atau tidak daftar ulang. Sehingga bisa meminimalisasi jumlah bangku kosong dari jalur SNMPTN.
Antisipasi kekurangan kuota di jalur SNMPTN ini jua dilakukan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jatim. Wakil Rektor 1 UPN, Ramdan Hidayat menjelaskan, ada tambahan 8,5 persen penerimaan di jalur SNMPTN dari ketentuannya 35 persen. Yaitu menjadi 1.017 orang dari kuota awal sebesar 932 orang.
“Saat ini kami masih mendata, ada 930 dari 1.017 yang diterima. Penambahan kuota ini memang biasa dilakukan untuk antisipasi kekurangan kuota. Kalau tahun lalu kami tambah 14 persen,” pungkasnya.
Sementara itu di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ada 1.208 peserta SNM PTN yang mendaftar ulang. Dari jumlah tersebut, Ketua BAKPK Unesa Ratih Pudjiastuti mengatakan, Masih ada 407 peserta lagi yang belum mendaftar ulang dari total 1.615 peserta. Para peserta yang belum daftar ulang masih ditunggu hingga hari ini. “Kebijakan kita sampai besok (hari ini), jadi kita tunggu,” katanya.
Ratih mengimbau para peserta yang belum daftar ulang untuk segera mendaftar hari ini. Sebab, jika tidak, pihak sekolah bisa dievaluasi. “Dikroscek kenapa tidak daftar ulang,” tuturnya. Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, peserta yang tidak daftar ulang karena sudah diterima di perguruan tinggi lainnya. [tam]

Tags: