Tak Terakreditasi, Kampus Bakal Ditutup

128 Institusi Tak Punyai Akreditasi
Surabaya, Bhirawa
Kementerian Riset, Tenologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) bertindak terhadap kampus yang hingga kini belum memiliki akreditas. Sebagai konsekwensinya kampus tersebut di tutup atau di merger.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VII Jatim Prof Suprapto yang menyebutkan saat ini di Jatim ada 128 kampus yang tidak punya akreditasi. Itu artinya, kampus tersebut berstatus mati atau memang belum pernah melakukan akreditasi.
Sebenarnya jumlah tersebut menurun dibandingkan tahun lalu yang mencapai 142 institusi Perguruan Tinggi Swasta (PTS). “Kami tegaskan lagi 6 Oktober 2019 yang tidak punya akreditasi ijinnya akan ditutup oleh Kementerian,”tegas Prof Suprapto, ditemui saat Sosialisasi Program Asuh Menuju Prodi Unggul tahun 2019 di STIE Perbanas, Kemarin (28/3).
Ia menjelaskan jika pihaknya sudah melakukan berbagai upaya sejak tiga tahun lalu mulai dari komitmen pimpinan dan badan penyelenggara untuk membuat terobosan agar akreditasi institusi berubah. “Pilihannya ada di merger atau tetep bertahan. Kalau tetap bertahan harus punya komitmen untuk merubahnya,” imbuh dia.
Saat ini ada 23 PTS yang memilih untuk merger dalam satu yayasan karena berbagai faktor, salah satunya persoalan sarana prasarana yang tidak mumpuni, juga sumber daya manusia (SDM) yang belum memenuhi standart. Seperti yang terjadi di Universitas Ibrahimi dan Universitas Nurul Jadid yang merupakan gabungan dari 4 PTS.
Selain itu, Sekolah Tinggi Teknik, Akademi Kebidanan, Sekolah Perawatan dan Sekolah Tinggi Agama islam. Oleh karena itu, melalui program Perguruan Tinggi (PT) Asuh diharapkan bisa merubah status akreditasi dan meningkatkan kualitas mutu perguruan tinggi swasta.
“Dari program itu, kami ingin memberikan kesempatan pada PT yang mampu memberikan pengalaman praktis pada PT yang masih C prodinya, sehingga maidset PT seperti PT Asuh bisa menularkan budaya peningkatan mutu di perguruan tinggi masing-masing,”ujar dia.
Di Jatim, tahun ini ada 7 PTS yang terakreditasi A yang tepilih untuk mengasuh prodi dengan akreditasi C. Seperti STIE Perbanas, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Surabaya, UK Petra, Universitas Widya Mandala dan Universitas Ciputra.
“Ini juga salah satu langkah kami bersaing dengan PTA (perguruan tinggi asing) yang akan didirikan di Indonesia. Meskipun persyaratan pendirian PTA harus mengutamakan kerjasama dengan PT dalam negeri dan bisa mengajar Pancasila, Agama dan Bahasa Indonesia yang harus diajarkan oleh dosen. Tetap kita persiapkan PTS ini agar kualitas mutunya juga bagus,” kata dia.
Pada kesempatan itu Prof Suprapto juga menegaskan LLDIKTI Wilayah VII Jawa Timur mentargetkan jika tahun 2020 tidak ada lagi perguruan tinggi swasta (PTS) yang mempunyai prodi dengan status akreditasi C.
Menurutnya saat ini ada sekitar 80 lebih program studi (prodi) yang masih terakreditasi C. Namun, pihaknya mentargetkan jika tahun depan (2020) prodi dengan akreditasi C tidak ada. Sehingga hanya ada prodi dengan minimal status akreditasi B. “Kita harapkan melaluu program PT Asuh yang sudah berjalan tiga tahun belakangan ini bisa mendorong prodi-prodi yang berstatus C menjadi B karena target kita 2020 status C ini sudah habis,” harapnya.
Sementara itu, sebagai salah satu kampus yang terpilih menjadi PT Asuh, STIE Perbanas menuturkan untuk tahun ini pihaknya mengasuh empat perguruan tinggi swasta di Jatim. Yaitu Universitas Bondowoso, Universitas Islam NU Sidoarjo, Universitas K.H. Al Wahab Hasbullah Jombang, dan Universitas NU Sunan Giri Bojonegoro.
Dikatakan Ketua STIE Perbanas Yudhi Sutarso bahwa pihaknya sudah menjalankan program PT Asuh sejak tahun 2017. Yang mana pada waktu itu, pihaknya berkesempatan mengasuh dua PTS dan dilanjutkan pada tahun 2018 yang mengasuh tiga PTS lagi. “Tahun ini kami menjadi satu-satunya sekolah tinggi yang dipercaya untuk membina 4 Universitas. Sesuai dengan panduan dari DIKTI bahwa memang harus ada beberapa program atau core program yang harus dibuat,” kata dia.
Seperti Lokakarya, dengan datang ke PT Asuhnya dan melakukan sosialisasi atau workshop. Kemudian, dilanjutkan tahapan pendampingan proses audit dengan mempraktikkan pengelolaan penjaminan mutu di masing-masing PT, termasuk melakukan audit pemagangan di STIE Perbanas. “Administrasj akreditasi yterkait pembangunan pengelola penjaminan mutu yang kita bangun. Dan kegiatan itu akan berlangsung sampai bulan Nopember mendatang. Mereka juga bisa berkonsultasi menjelang akreditasi juga,” jelas dia.
Pihaknya berharap, dengan dijalankannya program PT Asuh maka PTS yang menjadi asuhannya bisa mengajukan akreditasi, sehingga peningkatan kualitas mutu dan perubahan akreditasi dari C ke B bisa terealisasi. “Aspek di akreditasi bisa kita dampingi. Seperti pengembangan dosen dan berbagai aspek lainnya yang mendorong proses akreditasi,” katanya. [ina]

Tags: