Tambahan Uang Saku Tunggu Persetujuan Presiden

Foto: ilustrasi

Kemenristek Tambah 10 Ribu Kuota Bidikmisi
Surabaya, Bhirawa
Nilai bantuan untuk mahasiswa Bidikmisi telah cukup lama konsisten di angka Rp6 juta. Dari jumlah tersebut, sebesar 40 persen digunakan untuk biaya pendidikan dan 60 persen untuk biaya hidup. Jumlah itu dinilai jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mahasiswa.
Terkait hal itu, Menristek Dikti Prof M Nasir mengaku tengah mengusulkan ke presiden untuk menambah uang saku mahasiswa Bidikmisi. Sayang, presiden belum ada persetujuan terkait kenaikan uang saku tersebut. Sehingga Kemenristek Dikti tetap akan mengacu anggaran yang ada, yakni Rp600 ribu per bulan. “Harapannya tahun depan bisa naik Rp750 ribu per bulan,” tutur Nasir di Surabaya, Kamis (8/3).
Selain kenaikan uang saku, Nasir juga mengumumkan adanya kenaikan kuota Bidikmisi dari semula 80 ribu mahasiswa menjadi 90 ribu. Kenaikan ini sudah berlaku mulai tahun ini baik melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri), SBMPTN (Seleksi Bersama Perguruan Tinggi Negeri) maupun jalur mandiri.
“Kuota Bidikmisi tahun ini saya naikkan dari 80 ribu menjadi 90 ribu. Tahun depan saya akan naikan lagi menjadi 130 ribu. Semua jalur bisa masuk untuk mendaftar bidikmisi,” ujar Nasir ditemi.
Sementara itu, Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof Moh Nasih menangkap positif rencana kenaikan uang saku bagi mahasiswa bidikmisi tersebut. Pihaknya mengaku, besaran uang saku yang diberikan saat ini dirasa tidak mencukupi untuk membiayai kehidupan selama satu bulan. “Sebelum ada rencana kenaikan uang saku mahasiswa Bidikmisi dari Kemenristekdikti, Unair sudah mengevaluasi dan merencanakan penambahan uang saku mahasiswa Bidikmisi, paling tidak menjadi Rp 1 juta per bulan,”paparnya.
Biaya penambahan uang saku tersebut menurutnya bisa saja diambil dari uang pembinaan pendidikan. Artinya, mungkin saja nantinya uang pembinaan pendidikannya dikurangi, kemudian ditambahkan untuk biaya hidup mahasiswa Bidikmisi.
“Memang belum bisa dijalankan untuk mahasiswa Bidikmisi angkatan lama. Tapi untuk mahasiswa Bidikmisi di Unair yang baru, mengkin saja rencana tersebut akan diterapkan,”ujarnya.
Setiap tahun, lanjut Nasih, pihaknya telah menerima sekitar 1.000 mahasiswa bidikmisi. Jumlah tersebut dijaring dari jalur SNMPTN, SBMPTN dan mandiri. Namun, berbeda dengan tahun lalu, tahun ini Unair hanya akan menerima bidikmisi untuk jalur SNMPTN dan SBMPTN. “Keuangan negara sedang tidak bagus, dana penelitian saja banyak yang tidak cair, takutnya kami akan sulit mencairkannya jika menerima dari jalur mandiri. Makanya kami ambil aman saja,” pungkas dia. [tam]

Tags: