Taufik Tunggu Prestasi Dunia Pemain Tunggal

Taufik Hidayat berharap dari ajang MSC muncul atlet berbakat yang bisa meraih prestasi dunia. [wawan triyanto/bhirawa]

Taufik Hidayat berharap dari ajang MSC muncul atlet berbakat yang bisa meraih prestasi dunia. [wawan triyanto/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Ganda putra dan ganda campuran Indonesia sudah berhasil meraih prestasi saat meraih juara di All England, sayangnya prestasi itu tidak diikuti pemain tunggal baik putra maupun putri. Kondisi inilah yang menjadi perhatian utama mantan atlet Pelatnas, Taufik Hidayat.
Ia mengakui saat ini Indonesia memang krisis atlet tunggal dan pemain putri. Namun peraih medali emas olimpiade Yunani yakin dalam waktu dekan Indonesia bakal memiliki pemain tunggal dan putri yang bisa meraih prestasi dunia. “Saya melihat di banyak junior kita di Pelatnas memiliki skil yang bagus dan semoga mereka bisa melanjutkan prestasi para seniornya,” katanya, Minggu (23/3).
Sebagai pemain tunggal, ia mengakui cukup sedih dengan minimnya prestasi atlet di sektor tunggal. “Jelas sedih, tapi saya yakin para pelatih di Pelatnas memiliki metode untuk meningkatkan prestasi atlet kita,” katanya.
Itulah mengapa ia berharap atlet yang meraih juara di kompetisi bulu tangkis tingkat SD dan SMP, MILO School Competition (MSC) 2014 tidak cepat puas, karena jalan mereka untuk bisa meraih prestasi di level yang lebih tinggi masih panjang. “Mereka milik klub dan usai juara mereka akan kembali ke klub. Harapan saya di klub diterpakan metode latihan dengan menggunakan Iptek,” katanya.
Sementara itu Cahya Kristian dan Olivia Riza Wulandari menjadi yang terbaik di MSC 2014. Keduanya berhasil merebut gelar, menyusul kemenangannya atas lawan-lawannya pada final di GOR Sudirman, Surabaya, Sabtu (22/3)
Cahya Kristian merebut gelar di sektor putra ketagori SMP. Pelajar kelas 2 SMP Materdei Probolinggo merebut gelar, setelah menjegal Nur Yahya Ady Velani (SMP Cahaya Surabaya) dengan rubber set 19-21, 21-17 dan 21-8.
Kemenangan ini bukan hal yang biasa bagi Cahya. Kemenangan ini mengulang kesuksesan Cahya sebagai juara nasional Tunggal SD Putra di MSC tahun 2012.
“Saat kejuaraan ASEAN Primary School Sport Olympiade (APSSO) di Yogyakarta tahun 2012, aku juga berhadapan dengan Yahya dan berhasil mengalahkannya. Di final ini, aku membayangkan pertandingan di APPSO, dan ternyata kembali mengalahkannya,” kata  Cahya, usai laga.
Sedangkan Olivia merebut gelar di tunggal putri katagori SD. Siswi kelas 5 SDN VII Taman Agung Curing Banyuwangi itumerebut juara, setelah menaklukan Angelina Oktavia Kristiani (SD Kemala Bhayangkari 10 Sidoarjo) lewat skor 21-6 dan 21-10.
Olivia mengatakan, kemenangan yang diraihnya ini berkat dukungan orang tua, pelatih dan guru-guru di sekolah. “Tanpa mereka aku tidak bisa berprestasi seperti ini. Kemenangan ini aku persembahkan untuk mereka,” ucap Olivia.
Di sektor beregu, SMP Mardisiwi Surabaya berhasil memboyong Piala Taufik Hidayat untuk kategori beregu SMP putra. Ini  setelah menaklukan SMP Jaya Sakti, 2-0. Salah satu siswa yang berkontribusi terhadap kemenangan tersebut, yakni Prabu Wenang Pitutur.
“Alhamdulillah, sekarang bisa memberikan Piala Taufik Hidayat buat SMP Mardisiwi. Ini sungguh di luar dugaan karena aku dan teman-teman bisa membuat bangga sekolah,” aku Prabu, peraih juara  ganda putra di Sirkuit Nasional Balikpapan 2013. [wwn] 

Tags: