Tekan Angka Kemiskinan, Bappeda Situbondo Terapkan Tiga Strategi Makro

Sekretaris Bappeda Kabupaten Situbondo Kiptiyah, mewakili Kepala Bappeda, Sugiyono saat membedah FGD bersama tiga wakil rakyat.n [sawawi/bhirawa]

Situbondo, Bhirawa.
Untuk menekan angka kemiskinan di Kabupaten Situbondo yang saat ini tersisa 82,62 ribu atau 11,90 persen, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Situbondo menerapkan tiga langkah strategis yang dibahas dalam FGD penanggulangan kemiskinan.

Dalam kegiatan ini, Bappeda menghadirkan tiga orang anggota DPRD Situbondo, yakni Arifin, Janur Sasra Ananda dan Andi Handoko.

Menurut Kepala Bappeda Kabupaten Situbondo Sugiyono melalui Sekretaris Bappeda Situbondo, Kiptiyah, untuk menekan angka kemiskinan ada tiga strategi makro yang diterapkan Pemkab Situbondo. Diantaranya, sebut Kiptiyah, pertama, mengurangi beban pengeluaran.

“Beban pengeluaran ini biasanya untuk masyarakat miskin yang sudah lansia. Mereka langsung kita bantu dengan BLT dan bansos paket sembako,” ujar Kiptiyah.

Kiptiyah melanjutkan, untuk strategi kedua yakni meningkatkan kemampuan dan pendapatan. “Ini masuk ke sektor pemberdayaan kepada masyarakat miskin yang masih bisa berkarya dan produktif. Jadi kami melibatkan mereka dalam pelatihan kerja ke Disnaker maupun Diskoperindag,” imbuh Kiptiyah.

Ketiga, lanjut Kiptiyah, menerapkan sinergi kebijakan program antar OPD dan lintas sektor. “Misalnya beasiswa untuk anak dari keluarga miskin, program Situbondo Sehat Gratis atau Sehati. Dengan program ini bisa mengurangi pengeluaran masyarakat miskin, khususnya untuk pendidikan dan kesehatan,” kupas Kiptiyah.

Di sisi lain, anggota DPRD Situbondo, Andi Handoko mengaku sangat mengapresiasi kinerja Pemkab Situbondo dalam upaya menurunkan angka kemiskinan.

Menurut Ketua DPC PDIP Kabupaten Situbondo itu, berbagai program Pemkab Situbondo terbukti efektif dalam menurunkan kemiskinan.

Mulai dari BLT dan bansos paket sembako, pembangunan rumah layak huni hingga pembangunan jamban keluarga. “Penurunan angka kemiskinan sudah berjalan dengan baik. Artinya, semua program yang ada di OPD dinilai mampu menurunkan angka kemiskinan,” beber Andi.

Keberhasilan tersebut, lanjut Andi, harus diikuti dengan mengantisipasi munculnya kemiskinan baru di Kabupaten Situbondo. “Apa gunanya kita berhasil memberantas kemiskinan, tetapi antisipasi kemiskinan baru belum berjalan maksimal,” pungkas Andi. [awi.dre]

Tags: