Tekan Rakyat Miskin, Thomas Ciptakan BLT Non APBN

Surabaya Bhirawa
Tingginya jumlah masyarakat miskin di Indonesia yang diakibatkan gagalnya program Keluarga Bencana (KB) menjadikan alasan bagi salah satu alasan Thomas Wihongko untuk terjun ke dunia politik. Caleg DPR RI .
Caleg partai Hanura nomor dua dari Dapil 7 Jatim tersebut merasa, jika dirinya harus berbuat sesuatu untuk menyelamatkan rakyat miskin.  Salah satu caranya  dengan berinovasi menciptakan program BLT (Bantuan Langsung Tunai) non APBN.
Dimana, dalam program tersebut anak-anak dari rakyat miskin dengan usia sekolah antara 7 sampai 18 tahun akan diberikan semacam dana tunai sebesar Rp 400 ribu per bulan.
Thomas mengungkapkan, mereka yang masuk dalam kategori miskin adalah mereka yang tidak mampu membayar rekening listrik. “Atau yang bisa bayar rekening listrik, tapi di bawah Rp 300 ribu per bulannya,”ucapnya dengan penuh semangat.
Uniknya, dana itu tidak berasal dari negara alias APBN. Melainkan dari sesama masyarakat dengan menggunakan sistim subsidi silang. “Jadi, masyarakat yang mampu, atau bayar rekening listriknya di atas Rp 300 ribu per bulan, wajib menyumbang Rp 5 ribu per bulan,”urai pria asli Surabaya ini.
Pria yang juga menjadi keturunan ulama terkenal asal Madura Syaikhona Kholil ini mengungkapkan, apa yang menjadi inovasinya itu akan sukses sekaligus menekan adanya korupsi yang selama ini selalu mewarnai kebijakan pemerintah yang langsung bersentuhan dengan rakyat kecil.
“Untuk yang pertama, sebagai pilot project akan saya terapkan di dapil tempat saya yaitu  Pacitan, Ponorogo, Ngawi, Madiun, dan Magetan,”jawab pria dengan dua putra ini.
Caleg dengan nomor urut 2 ini menyakini, inovasinya itu akan mampu mengentaskan kemiskinan yang ada di Indonesia, khususnya yang ada di dapilnya. “Karena dana yang terkumpul itu saya perkirakan akan mencapai Rp 25 miliar, dan dana tersebut tidak akan bisa dikorupsi karena nanti langsung dicairkan dari rekening si penerima,”terangnya.
Dimana dari dana bantuan tersebut, tegas mantan pengacara saat orde baru lalu akan digunakan untuk biaya pendidikan, kesehatan serta asuransi jiwa. ”Yang pasti kedepannya masyarakat miskin hidupnya akan lebih baik. Dan sedikit demi sedikit hidupnya akan terjamin. Kalau sudah begitu maka negara akan maju,”lanjutnya. [cty]