Tembakau Masih Menjadi Andalan Petani Jombang

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

1.000 Hektar Mati, Tetap Ditanami Kembali
Jombang, Bhirawa
Tembakau masih menjadi andalan petani Jombang. Meski berkali kali mengalami kerugian akibat cuaca yang tidak menentu. Daun emas yang pernah berjaya di era tahun 90 an ini masih kembali ditanam petani di lima kecamatan di kawasan utara Jombang ini.
‘’Masyarakat di kawasan utara Sungai Brantas memang masih mengandalkan tembakau di saat musim kemarau seperti sekarang ini. Karena mereka sudah pernah mearasakan hasilnya ditahun tahun sebelumnya,’’ ujar Ilham Heru, Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Pemkab Jombang.
Dikatakannya, total lahan petani di kawasan utara Jombang yang berada di lima kecamatan, yakni Ploso, Plandaan, Kabuh, Kudu dan Ngusikan serta Kec Bareng seluas 4.500 hektar. Kab Jombang selama ini menjadi salah satu penyuplai tembakau di Jatim. ‘’Mereka masih mengandalkan tembakau sebagai mata pencaharian. Dari 4500 hektar dperkirakan Jombang menyumbang produksi tembakau Jatim sebesar 4,5%,’’ bebernya.
Untuk mendampingi tanaman tembakau ini, Pemkab Jombang disamping memberikan bantuan pupuk dan pembinaan. Juga telah mejalin kerjsama dengan penyuplai tembakau pabrikan. ‘’Disamping mendapatkan bantuan pupuk dari pemerintah, petani juga mendapat pembinaan dari kemitraan. Dan setiap satu hektar lahan, bisa menghasilkan 14 ton daun tembakau,’’ imbuh Ilham mengungkapkan.
Salah satu varitas tembakau yang menjadi andalan petani adalah Jenis Pakpie dan Manila, yakni varitas local asli Ploso, Jombang. Varitas tembakau ini dikatakannya bisa diterima semua produksi rokok. ‘’Kita terus mengembangkan varitas tembakau local asli Ploso ini, karena kwalitasnya telah diakui semua pabrikan rokok,’’ bebernya.
Sementara itu, para petani tembakau nampaknya harus mengeluarkan biaya tambahan lagi. Pasalnya dampak cuaca ekstrim  La Nina menyebabkan 1.000 hektar lahan tembakau di Jombang banyak yang mati. Akibatnya  ratusan petani tembakau harus menyemai kembali. ‘’Sudah tiga kali menanam ulang bibit tembakautapi tanamannya tetap mati,’’ ujar Ngadiman (62 ) petani Asal Desa Kedondongcipir Kec Kabuh, Jombang  ditemui diareal persawahan.
Hal yang sama juga di alami, Sudarmadji (46), petani asal Desa Banjardowo, Kec Kabuh, tanaman tembakau yang seharusnya siap panen di bulan September ini layu dan mati. ‘’Petani hanya bisa pasrah dan berharap ada bantuan dari pemerintah untuk membantu mengurangi beban kerugian yang dialaminya,’’ ujarnya. [rur]

Tags: