Terpaksa Bawa Anak ke Pendapa Kabupaten Tuban

Proses tim pembuatan soal ujian perangkat desa saat mempersiapkan peralatan sebelum pembuatan soal dilakukan di ruang kerja bupati tuban. [khoirul huda/bhirawa]

(Melihat Kerja Tim Pembuat Soal Ujian Calon Perangkat Desa)
Tuban, Bhirawa
Ternyata semua para pembuat soal ujian calon perangkat desa di Kabupaten Tuban yang akan dilaksanakan besok (12/12) (hari ini-red) tidak ada yang mengira kalau perangkat elektronik seperti Hand Phone yang dimilikI harus dalam kondisi mati (off) dan diamankan oleh panitia, mulai dari pembuatan soal sampai proses pelaksaan ujian selesai.
Tidak hanya itu, dalam pembuatan soal selama dua hari (10-11/12) di ruang kerja Bupati, komplek Pendopo Krido Manunggal, perangkat komputer atau laptop selain kondisi jaringan internet harus mati, fasilitas Wifi di pendopo selama pembuatan soal juga dimantikan oleh panitia.
“Gimana lagi, praktis mulai masuk Pendopo kemarin sampai selesai ujian, saya tidak bisa komunikasi dengan keluarga, padahal hari ini ada pertemuan keluarga besar di rumah saya,” kata H.M Mahfud SH, salah satu tim pembuat soal saat ngobrol dengan bhirawa usai pembekalan oleh Bupati kemarin (10/12).
Tidak hanya itu, tim lain seperti Dr. H. Sariban, M.Pd yang merupakan ahli bahasa dan sastar dari Pasca Sarjana Universitas Islam Darul Ulum (Unisda) Lamongan harus kembali ke Tuban saat perjalanan ke Lamongan setelah dihubungi Dr. Budi Wiyana, M.Si (Sekda Pemkab Tuban) agar membantu membuatkan soal ujian perangkat desa.
“Tidak ada persiapan apa-apa sama sekali, selain baju yang saya pakai ini, hand phone dan Laptop yang saya buat ngajar di Unisda, wong tadi saya sudah mau masuk Lamongan, terus dihubungi Pak Sekda,”kata Dr. H. Sariban, M.Pd.
Hal yang sama juga dialami oleh Deasy Leka Notirawati, S.STP, ia mengaku mendadak dapat perintah dari Sekda agar membantu membuat soal ujian perangkat desa, sementara ia memiliki anak kecil yang baru berusian 10 bulan.
“Menjadi abdi negara (ANS.), ketika pimpinan memerintahkan kapan pun harus siap, meski agak kerepotan karena saya harus memberikan ASI setiap saat pada anak saya,” kata Deasy yang pernah menjadi ajudan Bupati pada masa Bupati Dra. H. Haeny Relawati RW, M.Si dulu.
Satu-satunya perempuan yang menjadi tim pembuat soal untuk ujian perangkat desa ini juga mengaku keluarganya harus membawa anaknya ke Pendopo saat minta ASI. “Ya gimana lagi mas, konsekwensi dari sebuah tugas negara,” terang Deasy Leka Notirawati, S.STP yang saat ini bertugas di bagian Administrasi Pemerintahan Setda Tuban.
Sementara itu, Sekda Pemkab Tuban DR. Budi Wiyana, M.Si menerangkan, bahwa semua tim pembuat soal ujian calon perangkat desa diberikan surat perintah kerja (SK) pada saat dimintai kesangupan saat mendapatkan arahan dari Bupti dan Wakil Bupati Tuban.
“Semua tim tidak ada yang tau, mereka kita berikan SK, saat para pembuat soal ini sanggup dengan aturan dan ketentuan yang kita berikan,” kata Sekda.
Untuk diketahui, Tahun ini, Pemkab Tuban membuka lowongan pengisian perangkat Desa sebanyak 418 lowongan. Sampai saat ini pendaftar diketahui sebanyak 5.412 peserta, yang terdiri dari Kaur 733 pelamar, Kasi 668 pelamar, Kadus 579 pelamar, dan Sekdes 3.432 pelamar. (khoirul huda/bhirawa)

Tags: