Tiga Siswa Demam, Dinkes Foging SMPN 3

5- Foto C- Foging SMPN 3Kota Mojokerto, Bhirawa
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mojokerto mengaku terpaksa meluluskan permohonan pihak SMPN 3 yang mengajukan pembasmian nyamuk dengan fogging. Upaya pemberantasan nyamuk yang diyakini efektif ini menyusul temuan tiga siswa SMP terbuka yang jadi satu dengan lokasi itu terindikasi terkena Demam Berdarah Dengue (DBD).
Selama fogging pihak sekolah sampai meliburkan siswanya, Selasa (17/2) kemarin. Kepala Dinkes Kota Mojokerto, Cristiana Indah Wahyu menyatakan tak kuasa meminta pihak sekolah untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PNS) lewat operasi jentik yang selama ini lazim digunakan di daerah ini.
”Ada permintaan fogging dari pihak SMPN 3 dan kita memang sudah memfogging SMPN itu, namun ke depan sekolah yang meminta fogging akan dikaji dulu,. Fogging bukan cara efektif memberantas jentik dan nyamuk. Itu bukan cara efektif, melainkan dengan cara PSN,” tegas Indah.
Menurutnya, permintaan sekolah untuk dilakukan fogging terlalu berlebihan. Sebab seharusnya yang dilakukan fogging yakni tempat tinggal siswa yang terserang Demam Denque (DD). Lantaran, kemungkinan besar ketiga siswa itu digigit saat di rumah.
”Fogging dilakukan jika ada penderita lebih dari tiga berada dalam satu titik, untuk kasus siswa SMPN 3 mereka semua dari Sinoman sehingga yang di fogging ya tempat tinggalnya. Kalau sudah seperti itu, sekolah harus pro aktif melakukan PSN, bukan foging,” tegas Indah.
Indah mengungkapkan, di SMPN masih ditemukan jentik-jentik nyamuk. Jentik-jentik nyamuk itu banyak ditemukan di kolam, kamar mandi dan pot bunga yang menampung air.
”Sekolah harus melakukan PSN, selain untuk pembelajaran siswa juga untuk pemberantasan sarang nyamuk. Kita akan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan. Tak hanya ditemukan jentik nyamuk di SMPN 3, sebanyak tiga siswanya juga terserang DBD. Ketiga siswa itu diketahui berasal dari lingkungan Sinoman,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Kepala SMPN 3, Sudarmaji mengatakan pihaknya meminta Dinkes melakukan fogging lantaran ada siswanya yang menderita DBD. ”Kami minta Dinkes untuk fogging sebagai antisipasi saja agar tak menyebar ke siswa lain,” kata Sudarmaji
Sudarmaji mengatakan, siswa kelas VIII, SMP terbuka jadi satu dengan SMPN 3 yakni Septin, warga Sinoman Gg 7 terkena demam. Karena dicurigai DBD maka ia meminta fogging. ”Disini nyamuknya besar-besar dan kalau menggigit nggak mau lepas. Makanya kita meminta fogging,” paparnya.
Dan untuk mengantisipasi dampak buruk dari fogging. Maka Sudarmaji mengaku meliburkan siswanya karena asap fogging yang beracun. ”Ya karena beracun akhirnya para siswa diberikan kesempatan belajar di rumah saja,” pungkasnya. [kar]

Keterangan Foto : Kegiatan Fogging di SMPN 3 Kota Mojokerto, Selasa (17/2) kemarin. [kaiyadi/bhirawa]

Tags: