Tradisi Kepesantrenan Jadi Materi MPLS

Sejumlah siswa dan siswi baru yang masuk di SMK dan MA Darul Ulum, Kepuhdoko, Tembelang, Jombang tengah mengikuti materi keagamaan pada MPLS di sekolah tersebut, Senin (16/07). [Arif Yulianto]

Jombang, Bhirawa
Tradisi santri dan kepesantrenan menjadi salah satu materi pada Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di sejumlah sekolah di Yayayasan Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ulum, Kepuh Doko, Tembelang, Jombang. Di sini, terdapat berbagai jenis sekolah, mulai dari Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Aliyah (MA), maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
KH Musta’in Hasan, Ketua Yayasan Ponpes Darul Ulum, Kepuhdoko, Tembelang, Jombang, mengatakan, di tempatnya, mempunyai materi MPLS khusus yang tidak sama dengan sekolah-sekolah lain.
“Karena ini pondok, titik beratnya itu bukan hanya materi yang sudah ditentukan oleh kedinasan. Tetapi punya muatan lokal yakni, keagamaan,” kata KH Musta’in Hasan saat diwawancarai sejumlah wartawan, Senin siang (16/07).
Pria yang akrab di panggil Kyai Ta’in itu menjelaskan alasan mengapa materi keagamaan dan kepesantrenan diterapkan pada siswa dan siswi baru di tempatnya. Hal itu tak lepas dari tempatnya menampung siswa-siswi baru adalah lingkungan Ponpes.
“Dan sangat menjadi kebutuhan dari pondok, santri, maupun siswa-siswa ini. Agar mereka itu mengenal masalah kepesantrenan. Bukan hanya masalah agama, tapi meliputi kepesantrenan,” ujarnya.
Kyai Ta’in melanjutkan, dari seluruh siswa dan siswi baru yang masuk tahun ini ditempatnya, tidak semuanya berasal dari lingkungan Ponpes. Kebanyakan mereka berasal dari luar yang berbasis sekolah umum seperti SD dan SMP, sehingga pengenalan akan dunia santri bisa dikatakan masih kurang.
“Bahkan agama saja minim. Lha, untuk mengarahkan mereka itu agar tahu bahwa mereka itu dioreintasikan pada pendidikan agama dan pesantren, di MPLS di sini, mereka di beri muatan itu,” paparnya.
Pantauan dilapangan, sejumlah siswa baru dari berbagai jenis sekolah, seperti SMK maupun MA di tempat ini di berikan materi mengaji Kitab Suci Al Qur’an bertempat di salah satu masjid di kompleks ponpes setempat. Mereka tampak khusyuk membaca Al Qur’an di dampingi guru pembimbingnya.
Masih menurut KH Musta’in Hasan, muatan lokal yang diberikan kepada siswa-siswi baru pada MPLS ini adalah materi yang seperti diberikan di Ponpes. Antara lain, sholat sunnah, sholat dhuha, serta sholat malam. Sekedar diketahui, selama tujuh hari MPLS, mereka di wajibkan menginap di Ponpes ini.
“Untuk putri di asrama putri dan di rumah keluarga, dan untuk yang putra dengan kemah. Malam dibangunkan untuk tahajjud, kemudian Baca Tulis Qur’an (BTQ) walaupun dalam kapasitas ringan,” terang Kyai Ta’in.
Tujuan ‘Penggemblengan’ ini, kata KH Musta’in Hasan adalah untuk menyiapkan para siswa dan siswi jika lulus nanti tidak hanya mahir tentang jurusan keilmuan saja, melainkan juga agar mahir terkait ilmu agama.
“Sederhana saja, nanti saat sudah kembali ke masyarakat, bisa mengabdi ke masyarakat menjadi khotib maupun imam,” tambahnya.
Sementara itu menurut Siti Ambarwati (16), seorang siswi baru di SMK Darul Ulum, Kepuhdoko, Tembelang, Jombang mengaku, ia sengaja memilih melanjutkan sekolah tersebut untuk memperdalam ilmu agama.
“Di sini, pelajaran keagamaannya bagus,” kata siswi yang berasal dari SMP Negeri 2 Tembelang, Jombang tersebut.
Siti memilih jurusan multimedia di SMK Darul Ulum, Kepuhdoko tersebut. Ia beralasan jika nanti lulus, cepat mendapatkan pekerjaan. Ia mengaku memilih sendiri sekolah tersebut sebagai lanjutan dari pendidikannya di tingkat menengah pertama.
“Kemauan sendiri, bukan dorongan dari orang tua,” pungkasnya. [rif]

Tags: