Triwulan Pertama 2019, Optimisme Konsumen Diprediksi Membaik

Surabaya, Bhirawa
Pada Triwulan I -2019, ITK (Indeks Tendensi Konsumen) Jawa Timur diperkirakan masih optimis (111,11), meskipun lebih rendah 2,72 poin dibanding Triwulan IV-2018. Besaran ITK tersebut didasarkan atas perkiraan indeks pendapatan rumah tangga mendatang yang meningkat menjadi 119,41.
Kepala BPS Jatim, Teguh Pramono mengatakan, indeks pembelian barang tahan lama mengalami penurunan sampai pada level 96,56 (pesimis). Optimisme pendapatan yang meningkat diduga adanya optimisme masyarakat terkait kenaikan nilai upah minimum provinsi (UMP) Jawa Timur sebagaimana tahun-tahun sebelumnya.
“Apalagi kemeriahan Tahun Baru Imlek 2570 pada awal bulan Februari juga memberi andil optimisme konsumen pada awal tahun 2019. Sementara pesimisme rumahtangga terhadap pembelian barang tahan lama, dapat diantisipasi oleh para produsen dan pedagang sebagai acuan penyediaan barang dan jasa pada triwulan mendatang,” ujarnya, Senin (11/2) kemarin.
Sebelumnya, ITK Jawa Timur pada Triwulan IV-2018 tercatat sebesar 113,83 artinya kondisi ekonomi konsumen jauh lebih baik dibanding Triwulan III-2018. ITK Triwulan IV-2018, lebih tinggi 15,9 poin dibanding Triwulan sebelumnya. Indeks di atas 100, mencerminkan optimisme konsumen.
Disampaikannya juga, pada periode Oktober – Desember 2018 tercatat dua event yang mendongkrak optimisme konsumen, yaitu perayaan Natal dan Tahun Baru 2019. “Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, perayaan Natal dan tutup tahun kali ini dimeriahkan dengan sale dan cuci gudang produk retail, ditambah dengan bergairahnya Harbolnas (hari belanja online nasional),” ujarnya.
Menurutnya, momen itu bersamaan dengan cairnya tunjangan Natal dan bonus tahunan para karyawan swasta. “Nah kondisi itu jadilah gayung bersambut terhadap optimisme konsumen di akhir triwulan ini. Apalagi Harbolnas “11.11” mencatat transaksi sebesar Rp 6,8 trilyun, dan Jawa Timur merupakan wilayah transaksi ketiga terbesar setelah DKI Jakarta dan Jawa Barat (Riset Nielsen Indonesia),” katanya.
Dikatakannya, ITK dengan poin di bawah 100 pada Triwulan III belum pernah terjadi sejak ITK dihitung pada tahun 2011, begitu pula ITK Triwulan IV juga belum pernah terjadi peningkatan dibanding Triwulan III. Pergeseran Ramadan dan Idul Fitri yang berada pada Triwulan II menyebabkan ITK Triwulan III terjun bebas pada level terendah dibanding tahun-tahun sebelumnya, sehingga pada Triwulan IV saat momen Natal dan Tahun Baru ITK berada pada optimisme yang tinggi.
Seluruh variabel pembentuk ITK Triwulan IV-2018 meningkat pada posisi di atas 100, dapat dimengerti bahwa variabel pendapatan rumah tangga yang meningkat (12,65 poin) menyebabkan optimisme terhadap variabel lain pembentuk ITK.
Inflasi yang relatif rendah pada periode ini (Oktober 0,28%), (Nopember 0,27%) dan (Desember 0,62%) membuat optimisme konsumsen berada pada level 115,73, ditambah dengan banyaknya program rabat Natal/akhir tahun dan Harbolnas, menyebabkan minat belanja lebih meningkat. “Ini tercermin pada indeks volume konsumsi yang meningkat sebesar 21,13 poin dibanding Triwulan sebelumnya,” katanya.
Indeks Volume Konsumsi Barang dan Jasa, terdiri dari Makanan dan Non Makanan secara kumulatif masing-masing juga berada di atas 100. Meskipun pada agregat Non Makanan terdapat komponen Akomodasi yang indeksnya tercatat di bawah 100, namun tidak berpengaruh terhadap optimisme konsumen Volume Konsumsi secara keseluruhan (114,76).
Ia juga menambahkan, masing-masing komponen volume konsumsi menunjukkan angka di atas 100, kecuali komponen akomodasi hotel/penginapan (98,01). Hal ini disebabkan adanya beberapa bencana yang menyulut solidaritas masyarakat sehingga perayaan tahun baru dibuat sederhana, dikemas dalam kegiatan renungan dan ibadah. “Untuk okupansi hotel Jawa Timur bulan Desember 2018 bahkan turun 2,96 poin dibanding bulan sebelumnya,” ujarnya.
Indeks tertinggi variabel volume konsumsi tercatat pada komponen pengeluaran bahan makanan (133,03 ), disusul transportasi (124,28) dan makanan jadi (124,21). Ketiga komponen ini meningkat tajam dengan selisih 36 sampai 38 poin dibanding triwulan sebelumnya.
Kebutuhan perayaan Natal dan Tahun Baru bukan hanya meningkatan optimisme komponen tersebut, namun juga terjadi pada komponen lain pada kelompok konsumsi, kecuali komponen pendidikan, merupakan satu-satunya komponen yang menurun dibanding Triwulan III-2018.
Dapat dimengerti bahwa pada Triwulan III-2018 tepatnya di bulan Juli, pengeluaran rumah tangga untuk pendidikan (pembayaran pendidikan semester ganjil) sudah lewat, sehingga pada Triwulan IV-2018 komponen pendidikan tercatat sebesar 114,72 atau menurun 8,89 poin. Walaupun demikian optimismenya masih tetap di atas 100.
Dibandingkan nasional, ITK Triwulan IV-2018 Jawa Timur lebih tinggi (lebih optimis), demikian pula perkiraan pada Triwulan I-2019. ITK Triwulan IV-2018 Jawa Timur tercatat 113,83 sementara Nasional 110,54. Perkiraan ITK Jawa Timur Triwulan I-2019 sebesar 111,11, sedangkan Nasional pada angka 104,03. [rac]

Tags: