Tujuh Korban Tewas Akibat Letusan Kelud

Kab Malang, Bhirawa
Letusan Gunung Kelud, pada Kamis (13/2) malam, tidak hanya menghancurkan rumah warga dan pertanian, namun bencana tersebut telah merenggut tujuh nyawa warga dari Desa Pandasari, Kecamatan Ngantang, dan Desa Tulusrejo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Mereka tewas saat berada di pengungsian.
Menurut, Bupati Malang H Rendra Kresna, Minggu (16/2), saat berada di posko bantuan korban bencana Gunung Kelud, di Kantor Kecanatan Pujon, Kabupaten setempat, tujuh orang warga di dua desa tersebut tewas, yakni dua orang tewas akibat tertimpa bangunan gedung milik Perusahaan Umum Jasa Tirta (Perum PJT) I yang berada di Taman Wisata Air Selorejo, di wilayah Kecamatan Ngantang.
“Sebab, saat terjadi letusan Gunung Kelud warga Desa Pandansari, kecamatan setempat, diungsikan ke gedung tua milik Perum Jasa Tirta itu, karena atap gedung tidak mampu menahan abu vulkanik, maka menyebabkan atap bangunan ambruk dan menimpa kedua orang yang menyebabkan keduanya tewas,” ungkapnya.
Selain korban tewas Partini (73) dan Sairi (70) asal Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang akibat tertimpa bangunan atap gedung milik Perum PJT I, lanjut dia, juga ada empat orang lagi korban tewas asal desa setempat, yakni Said (60), Sanusi (80), Buyah (70), Sutinah (77), dan satu lagi korban tewas Sayini (70) asal Desa Tulusrejo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Kelima orang tewas tersebut karena sesak nafas akibat menghirup abu vulkanik.  
Dari ketujuh korban tersebut, kata Rendra, kesemuanya lanjut usia sehingga mereka rentan terhadap penyakit. Karena saat kejadian awal letusan Gunung Kelud, tidak hanya mengeluarkan hujan debu, namun juga hujan batu kerikil. Sehingga Desa Pandansari telah mengalami kerusakan yang cukup parah jika dibandingkan dengan desa-desa lainnya yang berdekatan langsung dengan gunung tersebut.
Ia menjelaskan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) hingga saat ini masih belum bisa mendata kerusakaan seperti rumah warga, lahan pertanian, dan hewan ternak mati akibat letusan Gunung Kelud.
Karena hingga sekarang pihak Pusat Vulkanik Badan Meteorologi dan Geofisika (PVBMG) masih melarang siapa saja mendekat di wilayah desa yang kini berdampak letusan Gunung Kelud. “Sebab, sejak sore kemarin Gunung Kelud mengeluarkan gas beracun, dan juga mengeluarkan bahu menyengat,” papar Rendra.
Bupati mengaku, hingga saat ini Tim Search And Rescue (SAR) dari berbagai lembaga masih melakukan penyirisan dibeberapa desa di wilayah dua kecamnatan yakni Ngantang dan Kasembon. Karena masih ada beberapa warga saat ini tidak mau di evakuasi, sehingga berbagai cara Tim SAR berupaya agar mereka mau meninggalkan rumah.
Seperti yang dilakukan pada Jumat (14/2) siang, di Desa Sidodadi, Kecamatan Ngantang, ada 45 Kepala Keluarga (KK) tidak mau di evakuasi. Namun, dengan berbagai upaya akhirnya mereka mau dievakuasi ke tempat pengungsian di wilayah Kecamatan Pujon.
Dalam kesempatan itu, Rendra menambahkan, Pemkab Malang kini telah menyiapkan anggaran untuk penanganan bencana letusan Gunung Kelud, yakni sebesar Rp15 miliar, dan bahkan bisa unlimited atau tidak terbatas. Meski, anggaran itu sudah dialokasikan pada BPBD, tapi anggaran yang dikelola BPBD hanya Rp2,5 miliar.
Sedangkan anggaran BPBD itu sebagian sudah digunakan untuk penanganan bencana banjir dan tanah longsor yang menerjang wilayah Kecamatan Pujon dan Ngantang pada beberapa Minggu yang lalu. Sehingga kita siapkan anggaran melalui Perubahan Anggaran Keuangan (PAK). “Dan itu memang diperbolehkan ketika dalam keadaan darurat, seperti terjadinya bencana gunung berapi seperti sekarang ini,” terangnya.
Selain itu, masih dia katakan, pihaknya juga akan membuka posko bantuan pakan untuk ternak sapi perah sebanyak 40 ton, di wilayah Pujon. Sebab, berdasarkan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH), bahwa di wilayah Kecamatan Pujon, Ngantang, dan Kasembon tercatat 41 ribu sapi perah yang kini sedang dikembangkan peternak. Anggaran yang kita siapkan untuk mencukupi kebutuhan pakan ternak sapi perah tersebut yakni sebesar Rp400 juta. [cyn.hel]