Turunkan Kasus Stunting, Pemkab Mojokerto Gandeng Ubaya

Mojokerto, Bhirawa
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati mengatakan, percepatan penurunan stunting yang menjadi perhatian khusus Pemerintah Kabupaten Mojokerto, akhirnya berhasil mencapai penurunan yang segnifikan ditahun 2022 mencapai angka 11,6% dari sebelumnya 27,4% ditahun 2021. Untuk itu guna menekan mencapai zero stunting, Pemkab Mojokerto memggandeng Universitas Surabaya (Ubaya) dalam program kerja sama Matching Fund Kedaireka tahun 2023.
Kasus stunting pada balita ini menjadi isu strategis yang akan menjadi fokus Tim Matching Fund (MF) 2023 dan rencana kerja sama program MF 2023 itu dalam rangka percepatan penurunan angka stunting di bumi Majapahit melalui pendampingan masyarakat.
“Beberapa Aplikasi seperti, E-stunting dan aplikasi Si Penting akan menjadi produk inovasi dalam program pembiayaan dari Kemdikbud Ristek,” ujar Bupati Ikfina saat memberikan penjelasan pada Tim Matching Fund 2023 Ubaya di Ruang SBK pemkab Mojokerto, Senin (30/1) sore.
Lebih lanjut, Program kerjasama Kedaireka ini merupakan program pembiayaan ide-ide inovatif di pemerintah daerah yang bekerjasama dengan perguruan tinggi Ubaya. Kegiatan ini juga merupakan langkah pendekatan yang baik untuk proses mengatasi stunting di bumi Majapahit. Salah satunya melalui inovasi aplikasi E Stunting dan Si Penting.
“Nah ini merupakan langkah pendekatan pentahelix, dimana mengajak semua sektor untuk memberikan kepeduliannya. Termasuk kali ini bergandengan dengan perguruan tinggi, menyusun formula untuk menangani permasalahan stunting,” jelasnya.
Untuk itu pihaknya akan melakukan mapping program dan segera menindaklanjuti pengajuan proposal program MF 2023.
“Maka dari itu saya mengingatkan agar OPD terkait memanfaatkan peluang dari program Kedaireka tersebut. Tolong manfaatkan peluang ini, Saya minta para kepala dinas tidak boleh tinggal diam dan memanfaatkan waktu yang ada,” tegasnya.
Perlu diketahui program Matching Fund Kedaireka adalah program pendanaan dari Ditjen Dikti yang melibatkan insan perguruan tinggi dan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) untuk bersama-sama terlibat dalam menjawab tantangan dunia industri serta membentuk ekosistem Merdeka Belajar-Kampus Merdeka.
Platform Kedaireka sudah diluncurkan sejak 2020 lalu dan sasaran dari program ini adalah perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta di bawah binaan Ditjen Dikti (universitas, institut dan sekolah tinggi) yang bekerja sama dengan DUDI.
“Setelah perguruan tinggi dan DUDI menyepakati kemitraan melalui Kedaireka, dosen perguruan tinggi dapat mengajukan proposal Matching Fund,” tutup Ikfina. [min.ina]

Tags: