UMM Temukan Pewarna Makanan dari Bunga

Dosen FPP UMM, Elfi Anis.

Dosen FPP UMM, Elfi Anis.

Kota Malang, Bhirawa
Dr Ir Elfi Anis Saati MP dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), menemukan pewarna alami makanan dari bunga. Dari Ikhtiarnya itu, saat ini Elfi telah mengantongi sembilan hak paten dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti).
Bahkan karena berbagai hasil temuannya dipandang sebagai produk yang sehat, aman dan halal, Elfi telah menerima penghargaan sebagai salah satu dari lima poster produk halal terbaik di dunia pada gelaran World Halal Research 2011 oleh Halal Industry Development Corporation (HDC) Global di Kuala Lumpur, Malaysia, beberapa waktu yang lalu.
Dosen Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian dan Peternakan UMM ini, awalnya mengaku resah dengan pewarna makanan buatan yang banyak beredar di masyarakat.
“Pewarna tekstil memang membuat warna makanan terlihat lebih mencolok dan tampak menarik, sehingga masyarakat cenderung mengkonsumsinya karena tampilan visual yang menggoda, tapi itu sangat bahaya,” ujar dia, Kamis (1/9) kemarin.
Sebab warna yang mencolok itu justru patut dicurigai menggunakan pewarna tekstil yang dapat merusak tubuh. Sebagai orang yang membidani masalah gizi, maka perhatiannya lebih ke arah keamanan pangan.
Dosen yang juga auditor halal Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) Majelis Ulama Indonesia, Jawa Timur ini, menyampaikan keresahanya karena banyak pewarna makanan dari kain. Ia lantas menemukan fungsi ekstrak pigmen bunga mawar merah sebagai zat pewarna dan antioksidan alami.
Awalnya, Elfi mengamati bunga cacar air yang warnanya dapat larut dalam air. Ia lantas berpikir jika  antosianin atau pigmen bunga yang dapat larut dalam air ini dapat diolah menjadi bahan pewarna makanan sehingga membuat makan lebih sehat.
Selain mawar merah, ia juga mengambil zat pewarna dari anggur, kulit buah naga, ubi, bunga kana, bayam merah, turi merah, dan berbagai sumber lainnya yang dijamin keamanannya untuk dikonsumsui.
“Manfaat antosianin pada bunga sangatlah banyak karena sifatnya yang larut dalam air. Selain dapat menjadi bahan warna alami makanan, ia juga bersifat anti-oksidan, anti-herbal, anti-akrobia, menghambat mikroba, bahkan dapat menambah awet muda dan mencegah penyakit kulit,” paparnya.
Lebih dari itu, Elfi juga mengungkapkan bahwa ia telah memproduksi antoksianin mawar dalam bentuk tablet effervescent. Tablet ini merupakan salah satu penemuannya yang telah diujicobakan pada tikus oleh anaknya yang berprofesi sebagai dokter. Hasilnya, pewarna tersebut berfungsi sebagai pelindung hati dan ginjal tikus.
Pihaknya  mengaku bahwa penemuannya sempat diminati salah satu produsen kosmetik nasional untuk digunakan sebagai pewarna hand and body lotion. Hasil risetnya itu juga mengundang tawaran dari berbagai negara, seperti Malaysia dan Korea yang tertarik membelinya. Namun, Elfi menolak tawaran-tawaran itu lantaran baginya, bunga-bunga yang ditelitinya merupakan bagian dari kekayaan alam bangsa ini. [mut]

Tags: