Unair Gratiskan Pengobatan Pasien Facial Cleft

Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf mengunjungi langsung Tutik, pasien facial cleft di RS Unair, Selasa (23/8). Gus Ipul didampingi Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Dr Saiful Rachman, Bupati Lumajang Drs H As'at Malik MAg, Rektor Unair M Nasih dan tim dokter RS Unair untuk memberikan semangat pada Tutik agar tabah menghadapi penyakitnya. [trie diana]

Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf mengunjungi langsung Tutik, pasien facial cleft di RS Unair, Selasa (23/8). Gus Ipul didampingi Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Dr Saiful Rachman, Bupati Lumajang Drs H As’at Malik MAg, Rektor Unair M Nasih dan tim dokter RS Unair untuk memberikan semangat pada Tutik agar tabah menghadapi penyakitnya. [trie diana]

Gus Ipul Beri Dukungan Moril Tutik Handayani
Pemprov, Bhirawa
Untuk pertama kalinya, Rumah Sakit Universitas Airlangga (RS Unair) kini tengah menangani pasien facial cleft atau biasa disebut sumbing wajah. Penyakit ini tergolong langka karena biasanya sumbing umum terjadi di bibir, namun kali ini sumbing memanjang tidak hanya di bibir tapi sampai ke wajah, hingga menyebabkan kebutaan.
Pasien itu bernama Tutik Handayani, gadis asal Lumajang yang menderita facial cleft atau dalam bahasa medis disebut juga mengalami ketidaksesuaian malformasi kongenital bentuk pada tengkorak dan wajah, yang mencakup celah dan berkembang ke dalam berbagai bentuk. Facial cleft sendiri melibatkan daerah sekitar mulut dan hidung hingga jaringan lunak dan tulang pada dagu, mata, telinga, kening dan dapat sampai ke batas rambut.
Menurut tim dokter bedah plastik RS Unair dr Indri Lakshmi Putri SpBP-RE (KKF) yang menangani kasus Tutik, operasi facial cleft termasuk kasus sulit akibat terlambat ditangani karena Tutik baru dibawa ke RS ketika usianya sudah menginjak 16 tahun. “Harusnya operasi seperti ini dilakukan ketika usia tiga bulan,” kata Indri ketika ditemui di RS Unair, Selasa (23/8).
RS Unair sendiri juga telah membentuk tim kraniofasial yang terdiri dari para dokter ahli cacat bawaan dibantu dengan dokter mata, psikiater, anastesi, dokter telinga serta dokter bedah syaraf. Tim ini juga telah melakukan operasi pertama terhadap Tutik, Kamis (18/8) lalu.
Sementara itu keterlambatan operasi bagi Tutik juga diakui Bupati Lumajang Drs H As’at Malik MAg yang sempat menjenguk Tutik di RS Unair. “Terus terang saya tidak tahu kalau ada warga saya yang menderita penyakit langka ini,” katanya.
Rektor Unair Prof Dr H Mohammad Nasih MT, SE Ak mengatakan dalam menangani pasien facial cleft Tutik dibutuhkan proses cukup panjang. “Dari sisi finansial sudah kami siapkan. Terkait proses operasi yang dilakukan di rumah sakit ini seperti dokter dan fasilitas lainnya kami gratiskan. Karena itu yang bisa kami persembahkan untuk masyarakat, melalui pengetahuan dan keahlian,” kata Nasih.
Sementara untuk obat-obatan akan mendapat bantuan dari alumnus Unair melalui ikatan alumni. “Untuk obat harus beli dari pihak lain, makanya nanti kita ambilkan dari bantuan para alumni. Nanti kita yang fasilitasi,” ungkapnya.
Sementara itu, untuk memberikan dukungan moril kepada Tutik, Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf mengunjungi langsung Tutik di RS Unair. Didampingi Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Dr Saiful Rachman, Bupati Lumajang Drs H As’at Malik MAg, Rektor Unair Prof Dr H Moh Nasih MT, SE Ak dan tim dokter RS Unair, Gus Ipul memberikan semangat Tutik yang bercita-cita ingin menjadi ustadzah.
Gus Ipul, sapaan akrabnya, dengan penuh hangat menghibur dan memberi semangat pada Tutik. Ia tak ragu melontarkan candaan yang kemudian dibalas dengan tawa bahagia Tutik. “Yang penting kamu bahagia. Orang kalau hatinya bahagia, dia pasti akan senang dan sehat jiwa raganya,” pesannya pada Tutik.
Tutik yang didampingi ibunya, Fatmawati mengaku senang dikunjungi orang nomor dua di Jatim ini. Ia tak malu bercerita pada Gus Ipul bagaimana kesehariannya. Ia juga mengutarakan cita-citanya yang ingin menjadi ustadzah dan memiliki butik baju. Mendengar hal ini, Gus Ipul sontak memberikan semangat dan dukungan bagi gadis ini.
Gus Ipul bersyukur karena Tutik ditangani dengan cukup baik di RS Unair. Ia juga mengapresiasi pihak-pihak yang telah bekerja secara maksimal dalam penyembuhan Tutik. “Ini termasuk fenomena yang patut kita berikan apresiasi. Kita semua baru tahu ada seseorang yang memerlukan dukungan dari semua pihak. Saya bersyukur Tutik ditangani oleh RS yang punya kompetensi memberikan bantuan,” ungkapnya.
Menurutnya, yang menjadi fokus adalah pasca operasi Tutik, yakni biaya hidup dan pendidikannya. Ia akan minta Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim yang akan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang mencari cara terbaik, apakah dengan ikut Paket Belajar atau masuk ke dalam sekolah berkebutuhan khusus.
“Yang menjadi fokus adalah ia harus mengenyam pendidikan, karena selama ini ia tak pernah mengenyam pendidikan sekolah. Saya juga minta pada Bupati Lumajang untuk diikutkan program BPJS sekaligus dipikirkan jaminan hidupnya, supaya Tutik bisa hidup normal dan dapat dukungan yang cukup bukan hanya dari keluarga tapi juga lingkungannya,” ujarnya. [iib,dna]

Tags: