Unesa Anugerahkan Doktor HC Pertama untuk Abdulkadir Baraja

Ir Abdulkadir Baraja pendiri sekolah Al Hikmah menjadi orang pertama yang beruntung meraih gelar kehormatan di bidang ilmu manajemen pendidikan Unesa.

Surabaya, Bhirawa
Universitas Negeri Surabaya (Unesa) akhirnya mengeluarkan gelar doktor honoris causa (HC) untuk pertama kalinya. Ir Abdulkadir Baraja pendiri sekolah Al Hikmah menjadi orang pertama yang beruntung meraih gelar kehormatan di bidang ilmu manajemen pendidikan Unesa.
Kegiatan yang dilaksanakan di Rektorat Unesa Kampus Lidah Wetan itu dihadiri sejumlah tokoh. Di antaranya, Salahuddin Wahid atau Gus Sholah, serta mantan menteri pendidikan dan kebudayaan (mendikbud) sekaligus Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan. Kedua tokoh itu mengapresiasi gelar honoris causa yang diberikan kepada Abdulkadir Baraja.
Gus Sholah mengakui,  pemikiran Abdulkadir sangat luar biasa. Terutama di dunia pendidikan. Kunci pendidikan itu ada pada guru. “Pak Kadir, mencari orang-orang terbaik untuk dibiayai menjadi guru,” katanya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Anies. Menurut Gubernur DKI Jakarta terpilih ini, sosok Kadir merupakan orang yang menghibahkan hidupnya dalam dunia pendidikan. Tentu dalam arti sebenarnya. “Ratusan ribu anak didiknya tersebar, ini akan menjadi catatan amal saleh yang tidak pernah berhenti,” ujarnya.
Selain itu, pendekatan-pendekatan yang digunakan Kadir juga merupakan pendekatan terbaru. Semangat agamanya kuat. Kadir juga orang yang progresif dalam menyerap ilmu pengetahuan pendidik sekaligus entrepreneur.
Karyanya juga dinilai tidak hanya di depan kelas, tapi juga di luar kelas. Karena itu, pemberian honoris causa pertama Unesa itu sudah tepat diberikan kepada orang yang luar biasa di dunia pendidikan. “Ini sudah benar. Long over do. Harusnya sudah dulu-dulu,” tuturnya.
Kadir meyakini bahwa guru adalah kunci. Guru adalah pendidik yang baik dan berkompeten. Anies bersyukur bisa menjadi saksi penganugerahan gelar tersebut. Dia berharap, Kadir bisa terus berkarya dan bisa terus menyumbang ilmu kepada masyarakat.
Rektor Unesa Prof Warsono menyebut, pemberian gelar itu merupakan kali pertama yang dilakukan Unesa. Gelar itu diberikan kepada siapa saja yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan masyarakat. Yang dinilai adalah karyanya. Bukan karya tulis atau disertasi semata. Warsono mengaku sudah berinteraksi cukup lama yakni sekitar hampir 10 tahun. “Kami juga bekerja sama, jadi kami tahu apa yang beliau kerjakan. Pemikiran-pemikiran cerdas, secara akademik beliau layak,” katanya.
Sementara itu, dalam orasi ilmiahnya, Kadir menyampaikan tentang menyiapkan guru pejuang dalam rangka melahirkan generasi unggul untuk Indonesia abad 21. Guru pejuang memiliki beberapa karakteristik. Yakni, punya niat yang tulus, mencintai profesinya, menguasai materi, skill mengajar tinggi, dan memiliki rasa nasionalisme.
Guru pejuang akan melahirkan guru yang berkualitas. Berdasarkan pengalaman empirik, guru yang berkualitas memiliki syarat terhormat, amanah, cerdas, dan berkompetensi. Yakni, upgradeable dan punya kemauan serta kemampuan untuk bisa berkembang sesuai kebutuhan yang berubah-ubah. [geh]

Tags: