UPT BLK Surabaya Luluskan 32 Instruktur

Plt Kepala UPT BLK Surabaya, YP Puspitasari dan Direktur Bina Intala Dirjen Binalattas Kemenaker RI, Fauziah berfoto bersama peserta lulusan instruktur TIK BLK Komunitas, di UPT BLK Surabaya.

Pemprov Jatim, Bhirawa
UPT Balai Latihan Kerja (BLK) Surabaya Disnakertrans Jatim telah meluluskan 32 instruktur BLK Komunitas Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) Design Grafis yang telah melaksanakan kegiatan pelatihan selama 47 hari mulai 29 September 2019 – 25 Oktober 2019.
Pelaksanaan pendidikan dasar calon instruktur tersebut telah dilaksanakan juga uji sertifikasi teknis design grafis pada 11-12 Oktober 2019 dan dilanjutkan uji sertifikasi program metodologi pelatihan pada 23-24 Oktober 2019.
Dalam Penutupan Diklat Calon Instruktur BLK Komunitas Kejuruan Design Grafis, Plt Kepala UPT PK BLK Surabaya, YP Puspitasari menyampaikan, banyak yang diberikan selama pembelajaran mulai dari pembentukan karakter, kedisiplinan, dan pengembangan kompetensi ditempat belajar teori dan praktik, dan lainnya.
“Semuanya sudah dilaksanakan dengan baik oleh seluruh peserta dengan didampingi para instruktur maupun pembimbing sesuai dengan bidang dan kualifikasinya. Kami berharap mereka bisa menerapkan apa yang telah didapatkan ke komunitas masing-masing,” katanya didampingi Kepala Seksi Pelatihan dan Sertifikasi UPT Pelatihan Kerja Surabaya, Silvia Indah Guma Daryanti.
Menurutnya, BLK komunitas saat ini memiliki andil yang sangat besar dalam program pengurangan nilai tingkat pengangguran terbuka di Jatim. Sekedar diketahui, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Jatim pada Februari 2019 sebesar 3,83 persen, dan mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal yang sama juga disampaikan Direktur Bina Intala Dirjen Binalattas Kemenaker RI, Fauziah. “Kedepan tantangan mengimplementasikan dari pelatihan yang diikuti. Keberhasilan BLK Komunitas di tangan kalian semua untuk mentransfer knowledge pada siswanya di tempatnya masing-masing,” katanya.
Ia juga mengharapkan, instruktur dan pengelola BPK bisa memetakan potensi di BLK komunitasnya. Misalkan dari segi pendidikan. “Misalkan yang lulus SD/SMP/SMA/Perguruan Tinggi ada berapa orang, lalu diberikan kompetensi pada mereka. Jika ada kesulitan, maka bisa dikomunikasikan ke BLK Surabaya,” katanya.
Menurutnya, adanya BLK komunitas ini maka peran serta masyarakat bisa berjalan dengan baik. “Sasaran kami di Menaker RI adalah bagaimana mewujudkan Indonesia Kompeten. Generasi muda harus kompeten. Jika seluruh generasi muda harus berkompetensi maka BLK harus tersebar, termasuk BLK komunitas,” katanya.
Untuk tahun 2017, Kemenaker dirikan 50 BLK komunitas, lalu tahun 2018 ada 75 BLK komunitas, dan 2019 ada 1000 BLK komunitas yang telah dibangun. “Kami menyiapkan 100 instruktur dan 1000 pengelola BLK komunitas. Nantinya tahun 2020, Kemenaker juga berupaya membangun 2000 BLK komunitas,” paparnya.
Di Jatim, pelatihan yang sudah berjalan hingga kini dinilai Fauziah sudah bagus karena lulusannya bisa berkompetisi. “Kami semuanya mengacu pada SKKNI. Dimanapun dilatih akan menghasilkan keluaran yang sama,” ujarnya.
Sementara banyak dari peserta yang lulus instruktur TIK menyampaikan terimakasih karena belajar banyak ilmu tentang design grafis dan lainnya baik dari pembimbing dan instruktur, apalagi meraih kompetensi.[rac]

Tags: