Volume dan Nilai Ekspor Ikan Jatim Turun 23 Persen

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov Jatim, Bhirawa
Akhir Mei 2016, volume dan nilai ekspor ikan asal Jatim mengalami penurunan 20-23 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2015. Hal ini diperkirakan karena kondisi cuaca tidak mendukung dan memang tidak musimnya ikan.
“Nanti, bulan Juli diperkirakan sudah meningkat lagi hasil tangkapannya. Yang turun komoditas tangkap, yang komoditas budidaya tetap,” kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jatim Heru Tjahyono, Selasa (7/6).
Dijelaskannya, saat ini terdapat 78 negara tujuan ekspor ikan Jatim. Terbanyak berada berada di Amerika Serikat, Uni Eropa (27 negara) dan Jepang.  “Paling banyak komoditi ekspornya baik budidaya dan tangkap adalah jenis udang, tuna, ikan-ikan beku yang lain dan rajungan,” katanya.
Menurutnya, volume ekspor perikanan Jatim baik ikan tangkap dan hasil budidaya tahun 2014 mencapai 360 ribu ton dan nilainya sebesar 1,4 miliar dollar AS. Kemudian pada tahun 2015 turun menjadi menjadi 345 ribu ton dan nilainya sebesar 1,2 miliar dollar AS.
Pada tahun 2016 ini, volume dan nilainya diprediksi tidak jauh berbeda dan sama dengan tahun lalu.  “Kami menyumbang kontribusi untuk kebutuhan nasional sebesar 25 persen untuk tingkat volume,” katanya.
Penurunan volume dan nilai ekspor juga karena bahan baku yang memang berkurang. Bahan baku akan digenjot melalui ikan budidaya, baik itu ikan air payau dan air tawar. “Target minimal sama dengan tahun lalu. Estensifikasi akan gencar dilakukan. Ikan tangkap ditingkatkan melalui underwater restocking. Ini juga cara jitu mengembalikan ikan kita,” pungkasnya.
Kabid Pemasaran Diskanla Jatim, Totok menambahkan, kalau kendala saat ini dalam pemenuhan ekspor yaitu kurangnya bahan baku. Untuk diambilkan dari impor juga saat ini pemerintah sudah melakukan pembatasan senilai 20 persen dari nilai ekspor. [rac]

Tags: