Wabup Bojonegoro: Cegah HIV AIDS Sejak Dini

Wabup bojonegoro setyo hartono (tengah) saat membuka Rapat Koordinasi Perencanaan Pokja Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Bojonegoro, diruang Pertemuan Gedung PKK. (achmad basir/bhirawa)

Wabup bojonegoro setyo hartono (tengah) saat membuka Rapat Koordinasi Perencanaan Pokja Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Bojonegoro, diruang Pertemuan Gedung PKK. (achmad basir/bhirawa)

Bojonegoro, Bhirawa
Hal yang miris dan patut diwaspadai, dari 186 penderita HIV AIDS di Bojonegoro 25 di antaranya meninggal dunia. Data itu hanya waktu satu tahun di 2015 saja, sedangkan jumlah kasus dari tahun 2002 sampai dengan 2015 mencapai 718 penderita Aids.
Dari 186 penderita baru Aids di Bojonegoro hanya sembilan yang HIV sedangkan lainnya sudah positif Aids. “Pencegahan dan penanggulangan menjadi hal penting dalam upaya mengurangi angka penderita HIV AIDS di Bojonegoro,” kata Wakil Bupati Bojonegoro, Setyo Hartono, saat membuka Rapat Koordinasi Perencanaan Pokja Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Bojonegoro, Selasa (16/2) di Ruang Pertemuan Gedung PKK.
Menurutnya, karena masih banyak masyarakat  Bojonegoro yang tidak memahami tentang penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh, selain itu kebanyakan penderita cenderung menutup diri. “Karena kebanyakan malu diketahui jika dirinya menderita penyakit ini. Belum lagi stigma yang berkembang dimasyarakat yang masih memandang negative,” ujarnya.
Wabup menyampaikan bahwa dari tahun ke tahun jumlah penderita HIV AIDS di Bojonegoro menunjukkan peningkatan yang signifikan jika tahun 2015 lalu penderita HIV AIDS yang tercatat sejumlah 186 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. “Kendala utama penanganan penyebaran HIV AiDS adalah faktor ekonomi,” jelasnya.
Sehingga KPA diharapkan mencari formula yang tepat mulai dari melakukan inventarisir, melakukan pemetaan dan memprioritaskan penanganan bagi mereka penderita penyakit ini. “Oleh karenanya hal penting yang harus dilakukan adalah dengan melakukan pendekatan yang melibatkan keluarga dan warga disekitar,” ucapnya.
Sementara itu, Sekretaris KP Aids Bojonegoro, Johny Hariyanto menyampaikan, bahwa tujuan digelarnya Rakor ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan operasional sehingga pemanggilan Aid di Bojonegoro bias maksimal. “Meningkatkan peran dari KPA dalam upaya menanggulangi penyebaran HIV AIDS Bojonegoro serta memberikan pemahaman gambaran KPA utamanya adalah rencana kerja ditahun 2017 nanti,” imbuhnya.
Sekedar diketahui, ditahun 2015 ini kasus baru penderita aids di Bojonegoro sejumlah 186 kasus baru, 25 orang telah meninggal sedangkan 161 lainya masih hidup. Berdasarkan mata pencaharian penderita HIV AIDS dengan rincian buruh kasar 62 orang, 37 orang penderita bermata pencaharian sebagai wiraswasta, 25 orang bekerja disektor lainnya, 16 adalah petani, 14 orang ibu rumah tangga, 12 karyawan, 2 supir dan 1 PSK.n [bas]

Tags: