Wali Kota Probolinggo Resmikan Penggunaan Kartu Elektorik PMI

Wali Kota Rukmini serahkan kartu elektorik kepada pendonor aktif.

Kota Probolinggo, Bhirawa
PMI Kota Probolinggo terus berbenah. Kali ini, untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi para pendonor darah, PMI Kota Probolinggo meluncurkan kartu donor darah elektronik. Kartu ini akan menyimpan seluruh data pendonor, termasuk berapa kali pemilik kartu sudah melakukan donor darah. Penggunaan kartu ini diresmikan oleh Wali Kota Rukmini.
Peresmian dilaksanakan saat acara gathering koordinator donor darah PMI Kota Probolinggo. Ketua PMI Kota Probolinggo, Indi Eko Yanuarto, Selasa 6/11 menuturkan jika gathering koordinator donor darah ini merupakan yang ke tiga kalinya. Pertama dilaksanakan di BJBR, Kota Probolinggo, dan yang ke dua dilaksanakan di Kota Batu. Rencananya, gathering koordinator donor darah akan dilaksanakan setiap tahun dengan lokasi yang berbeda.
“Acara ini tujuannya untuk menjalin silaturahim dengan seluruh penggerak donor darah. Saya secara pribadi mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh penggerak donor darah, karena atas kegigihan bapak ibu semua, kantong darah di UDD PMI Kota Probolinggo tercukupi. Persediaan darah kita tidak hanya untuk Kota Probolinggo. Mulai dari paling timur, Rumah Sakit Rizani sampai dengan paling barat RSUD Tongas, semuanya ngambil darah ke kita,” ujar Indi.
Indi mengungkapkan, jika PMI saat ini mengupayakan meraih ISO 9001:2015. Sertifikat jenis ini adalah standar internasional untuk sertifikasi sistem manajemen mutu atau sistem manajemen kualitas. Untuk itu PMI membutuhkan regulasi perizinan yang jelas, status kepemilikan aset, IMB, posisi pinjam pakai kantor juga harus diperjelas. Tentu ini semua akan terwujud, jika OPD terkait membangun komitmen bersama PMI guna menyelesaikan itu semua.
Wali Kota Rukmini mengungkapkan, jika komitmennya membantu PMI Kota Probolinggo selama ini bukan karena Indi adalah puteranya. “Ini bukan soal anak emas. Tapi membantu PMI menjadi organisasi yang mampu menghasilkan darah yang berkualitas adalah harapan kita semua. Karena darah yang berkualitas adalah kebutuhan orang banyak. Itu mengapa kami membantu pengadaan mesin trombosit, yang Alhamdulillah sudah banyak membantu masyarakat tidak hanya Kota Probolinggo, tapi juga daerah sekitar,” ujarnya.
Terkait denga pinjam pakai kantor, Rukmini menegaskan jika Ia menginginkan PMI memiliki harkat dan martabat sebagai sebuah organisasi. “Saya ingin PMI itu kelihatan besar. Selama ini kan nyelempit, dan kelihatan kuno,” papar Rukmini.
Dau Widodo selaku Bagian Administrasi UTD PMI kota Probolinggo mengungkapkan pendonor sangat berkurang saat Ramadan hingga bulan Syawal, sementara permintaan darah banyak. Akan tetapi setelah bulan tersebut hingga saat ini stok darah sudah bias terpenuhi, hal tersebut dikarenakan masyarakat kota Probolinggo saat ini sudah sangat sadar akan pentingnya donor darah, disamping niatnya untuk membantu sesama, efek lainnya juga menyehatkan sehingga dijadikan gaya hidup,” ujarnya.
Guna memenuhi kebutuhan stok kantong darah pada saat semakin menipis, UTD PMI kota Probolinggo membuka Tenda Donor Darah pada malam hari untuk memfasilitasi pendonor yang sibuk kerja pada pagi hingga sore hari. “Kami sengaja buka tenda di Alun- Alun karena pusat keramaian terlebih lagi kalau malam hari, harapannya bisa menjaring pendonor lebih banyak.
Kami buka hari Senin, Selasa, Jumat, mulai pukul tujuh malam hingga sembilan malam, karena memang emergency, selain itu saat ini kami terus berupaya masuk ke sekolah-sekolah SMA, MA dan sederajat bagi siswa yang mau mendonorkan darahnya, terbukti cukup banyak dan mereka antusias untuk berdonor darah, tambahnya.(Wap)

Tags: