Wali Kota Probolinggo Sidak Pasar Induk

Dinas Peternakan Kabupaten Lumajang melalui Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner melakukan sidak ke sejumlah kios Daging di Pasar Induk Kabupaten Lumajang.

Dinas Peternakan Kabupaten Lumajang melalui Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner melakukan sidak ke sejumlah kios Daging di Pasar Induk Kabupaten Lumajang.

(Antisipasi Daging Gelonggongan)
Probolinggo, Bhirawa
Mengantisipasi daging gelonggongan maupun dioplos daging celeng yang biasa dijual jelang lebaran, petugas gabungan dari Pemkot Probolinggo, menggelar sidak di sejumlah pasar tradisional, juga sidak mamin ke beberapa toko guna mengantisipasi manin kadaluarsa yang dipimpin langsung walikota Hj. Rukmini.
Menurut walikota Probolinggo Hj. Rukmini, Selasa (28/6), apalagi saat ini harga daging sapi merangkak naik, dengan kisaran Rp 100 ribu sampai Rp 110 ribu per kg. Padahal sebelumnya hanya Rp 90 ribu per kg.
Seorang pedagang daging sapi di pasar tradisional Kota Probolinggo, mengaku bisa mengikuti patokan harga Rp 80 ribu yang ditentukan pemerintah. Karena harga daging akan terus melonjak hingga H-3 nanti. “Saat ini harga naik mencapai 10 sampai 15 ribu rupiah perkilogramnya, untuk harga Rp 80 ribu yang di jual itu daging sapi import, kalau yang kita jual daging sapi lokal yang kita potong sendiri,” katanya.
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Probolinggo, Yuliastutik mengaku untuk stok daging hingga pasca lebaran diperkirakan masih aman. “Kita tes PH kalau kurang dari 7 asam bagus. Kita cek dari seluruh pedagang. Namun tidak ada temuan, karena tidak bergelembung jadi masih layak untuk dijual,” jelasnya.
Meski tak menemukan daging sapi yang tak layak konsumsi, pemkot setempat akan terus gencar lekukan sidak hingga H-3 nanti. Harga daging sapi di Kota Probolinggo masih mahal, inspeksi mendadak daging sapi di sejumlah pasar tradisional pun digelar.
Sidak digelar untuk menjaga kualitas serta menekan harga daging jelang lebaran. Peringatan keras dilayangkan petugas bagi pedagang nakal yang sengaja menjual daging tidak layak konsumsi. Dengan alat uji kebusukan dan kadar keasaman, satu persatu daging dagangan pedagang diperiksa. Petugas juga memeriksa daging yang sengaja disimpan dalam lemari pendingin, ujar Hj. Rukmini.
Hasilnya, petugas menemukan beberapa kilo gram daging beku dengan kadar keasaman kurang dari enam koma lima derajat. Selain berwarna pucat, daging sudah mulai mengeluarkan aroma tidak sedap.
Sementara harga jual daging sapi 9 hari menjelang lebaran cenderung stabil dengan kisaran harga Rp. 100.000 hingga Rp. 110.000 kilogram. Hanya saja pedagang mulai kesulitan mendapatkan penghasilan karena tingginya harga kulak di tingkat jagal. “Harga dari jagal juga sudah tinggi. Sehingga kami juga menjual diatasnya agar mendapat penghasilan, meski sangat tipis,” ujar Darsun salah satu pedagang daging sapi di pasar Baru.
Sidak yang dilakukan di pasar Baru dan pasar Wonoasih ini bertujuan untuk mengontrol harga dan kualitas daging. “Kami memberi sosialiasi dan peringatan kepada pedagang agar tidak menjual daging tidak layak konsumsi. Kalau ada yang nakal pasti akan kami sanksi,” tandasnya.
Sementara untuk mengantisipasi kurangnya stok daging saat lebaran Pemerintah Kota Probolinggo telah menjajaki opsi membeli daging dari daerah lain. Tidak hanya sidak daging sapi kamipun sedang sidak mamin ke beberapa toko guna menanggulangi adanya mamin yang kadaluarsa.
Antisipasi
Sementara itu, guna mengantisipasi beredarnya daging tidak layak konsumsi menjelang lebaran, yang permintaannya kini terus mengalami peningkatan,Dinas Peternakan Kabupaten Lumajang melalui Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner melakukan sidak ke sejumlah kios Daging di Pasar Induk Kabupaten Lumajang.
Kedatangan Tim Sidak Di Pasar Induk Kabupaten yakni di Pasar Baru Lumajang (28/6) tersebut melibatkan dokter hewan dan sejumlah tenaga teknis dari Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner serta pusat kesehatan hewan mendatangi ke sejumlah Kios Daging dengan melakukan pemeriksaan kondisi daging sapi dan daging ayam untuk memastikan bahwa daging tersebut layak dikonsumsi atau tidak.
Sedangkan untuk Sidak pada hari ini, Tim Sidak tersebut lebih memfokuskan pemeriksaannya pada kebenaran daging sapi yang asli dan segar akibat adanya isu daging babi yang masih meresahkan masyarakat. Selain itu Tim Sidak juga melakukan pemeriksaan terhadap jeroan yang dijajakan di kios kios tersebut.
Menurut Muhammad Samsuddin selaku Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dinas Peternakan Kabupaten Lumajang mengatakan, bahwa sejak awal bulan Ramadhan Dinas Peternakan sudah aktif melakukan pemantauan terhadap peredaran daging di pasaran.
Samsuddin mengatakan, mendekati lebaran pemantauan lebih intens dilakukan karena jumlah masyarakat yang mengkonsumsi daging meningkat tajam dari hari biasanya. “Kunjungan ini untuk mengantisipasi beredarnya daging tidak layak konsumsi menjelang lebaran di masyarakat.  Tim sidak tersebut melibatkan dokter hewan dan sejumlah tenaga teknis dari Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner serta pusat kesehatan hewan lingkup Dinas Peternakan Kabupaten Lumajang,” ujarnya. [wap,dwi]

Tags: