Warga Batu Gelar Doa Bersama

Warga Batu menuliskan do’a untuk para korban Air Asia di selembar kertas dan setangkai mawar dalam doa bersama yang digelar di Alun-Alun Kota Batu, Selasa (30/12).

Warga Batu menuliskan do’a untuk para korban Air Asia di selembar kertas dan setangkai mawar dalam doa bersama yang digelar di Alun-Alun Kota Batu, Selasa (30/12).

Batu,Bhirawa
Ditemukannya serpihan pesawat Air Asia dan sejumlah penumpang yang menjadi korban, membuat warga Kota Batu tak bisa menyembunyikan rasa lega sekaligus sedih. Ratusan warga secara spontan langsung menggelar doa bersama yang digelar di Alun-Alun Kota Batu kemarin, Selasa (30/12). Selain itu dari data disebutkan korban meninggal diantaranya 24 warga Malang.
“Aksi ini merupakan aksi spontanitas kita sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan kita terhadap para korban pesawat Air Asia. Kita harapkan semua korban bisa ditemukan, dan proses evakuasi bisa berjalan dengan lancar,”ujar kordinator aksi Pray for Air Asia, Satriyo Budi Santoso, Selasa (30/12).
Meskipun doa bersama telah dilakukan sekitar satu jam, namun arus warga yang ingin ikut memberikan doa tak berhenti. Akhirnya, pihak panitia menyediakan secarik kertas dan spidol kepada warga yang ingin menuliskan harapan dan do’anya untuk para korban pesawat Air Asia yang serpihan dan beberapa korbannya baru ditemukan tim SAR pada Selasa (30/12) siang.
Kertas-kertas berisi doa dan harapan warga itu ditaruh berjajar di alun-alun kota. Setiap helai kertas diberi setangkai mawar sehingga menambah dalam suasana haru di alun-alun yang selalu ramai dikunjungi wisatawan tersebut.
Partisipasi warga Batu dalam doa bersama ini cukup tinggi, karena di antara korban pesawat tersebut juga ada warga asal kota apel ini. Mereka adalah anggota keluarga dari Sukianto, warga Dusun Rejoso, Desa Junrejo, Kecsamatan Junrejo Kota Batu. Ada lima orang keluarga Sukianto yang masuk dalam daftar penumpang pesawat naas itu. Mereka adalah putrid Sukianto yang bernama Kartika Dewi, Samuel Joyo (suami Kartika), Yonatan (cucunya), Monica Bayuni (adik Sukianto) dan Darmadji (Suami Monica).
”Saya mendengar kabar kecelakaan itu dari sebuah radio, tidak percaya saya buka saluran televisi ternyata benar pesawat hilang, pesawat itu pesawat anak saya. Saya cek ternyata dari daftar penumpang ada nama anak saya, kaget melihatnya, saya shock dan tidak bisa kerja,” ujar Sukianto.
Andi Faisal, Kepala Desa Junrejo ketika dikonfirmasi masalah ini mengatakan pihaknya akan membantu Sukianto bila memerlukan berbagai keperluan administrasi. Hanya saja, Faisal mengatakan kendati Kartika sering ke Desa Junrejo, namun ia sebenarnya masih berstatus warga Klojen Kota Malang. “KTP-nya pun masih Klojen, tapi selama ini memang seperti warga kita sendiri, karena baik Kartika maupun ayahnya (Sukianto) komunikasinya cukup baik dengan warga dan pemerintah desa,” ujar Faisal.

24 Warga Malang
Selain warga Batu, 24 warga Malang juga menumpang pesawat naas tersebut. Namun untuk memastikan nama dan alamat secara detail adalah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil).
“Setelah mendapatkan nama-nama penumpang yang ikut dalam penerbangan AirASia yang nahas itu langsung kami kirimkan ke Dispendukcapil untuk dicek satu persatu alamat lengkapnya,” kata Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang, J Hartono.
Ia mengakui pihak AirAsia hanya memberikan data 24 orang penumpang yang diduga berasal dari Malang tanpa disertai alamat lengkap, sehingga untuk memastikan jika ke-24 orang penumpang itu berasal dari Kota Malang, pihaknya mengirimkan nama-nama penumpang itu Dispendukcapil.
Untuk membantu informasi bagi keluarga korban, Pemkot Malang membuka Posko yang dipusatkan di Dinas Sosial (Dinsos) setempat serta mengirimkan petugas dari BPBD maupun Dinas Perhubungan (Dishub) untuk memantau perkembangan terkini terkait korban pesawat AirASia QZ 8501 di Bandara Juanda. [nas,mut,ant]

Rate this article!
Tags: