Warga Tulungagung Berebut Gunungan Sesaji Hari Jadi

Tidak hanya warga, aparat Satpol PP yang mengirab sesaji gunungan raksasa juga ikut berebut makanan dan buah-buahan yang tersaji di gunungan Buceng Lanang dan Buceng Wadon.

Diyakini Makanan di Buceng Lanang dan Buceng Wadon Membawa Berkah

Kabupaten Tulungagung, Bhirawa
Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso hari itu, Sabtu (18/11), begitu ramai. Tua, muda, anak-anak baik perempuan dan laki-laki begitu riuh. Mereka berebut gunungan tumpeng yang merupakan sesaji dalam gelaran bersih nagari. Kegiatan ini untuk menyambut peringatan Hari Jadi Kabupaten Tulungagung ke-822.
Setiap tahunnya, dalam acara bersih nagari disajikan sesaji yang disebut gunungan tumpeng raksasa bernama Buceng Lanang dan Buceng Wadon. Buceng Lanang berisi beraneka makanan hasil bumi Tulungagung. Sedang Buceng Wadon terdapat sesaji berupa aneka buah-buahan.
Sebagian warga Tulungagung masih percaya jika aneka makanan dan buah-buahan yang tersaji di Buceng Lanang dan Buceng Wadon itu membawa berkah. Dengan memakan sebagian aneka makanan dan buah-buahan tersebut mereka berharap dalam setahun kedepan mendapat keselamatan dalam hidup dan murah rezeki.
Karenanya begitu kedua gunungan tumpeng raksasa itu dikeluarkan dari pendopo, ratusan masyarakat yang telah menunggu langsung memperebutkannya. Semua berusaha mengambil sebagian isi dari kedua gunungan tumpeng tersebut. “Syukurlah saya dapat buah-buahan,” ujar Supini ditengah kerumunan massa yang memperebutkan sesaji.
Sembari merapikan rambutnya yang tidak lagi rapi karena baru saja berebutan dengan massa, Supini mengaku senang telah mendapat sebagian dari sesaji gunungan tumpeng raksasa. “Mudah-mudahan selalu mendapat rezeki,” tuturnya lantas tersenyum.
Dalam prosesi acara kirab bersih nagari tahun ini untuk pertama kalinya dilibatkan kereta kuda. Bupati Tulungagung, Syahri Mulyo SE MSi beserta Ny Wiwik Syahri Mulyo dan anggota Forkopimda Kabupaten Tulungagung tidak lagi menumpang becak seperti tahun lalu, tetapi menaiki kereta kuda setelah mengikuti upacara hari jadi di Kantor Pemkab Tulungagung menuju Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso tempat acara bersih nagari.
Pelibatan kereta kuda ini menjadi daya tarik tersendiri dalam acara bersih nagari. Apalagi pelibatan kereta kuda dalam acara tertentu saat ini lagi ngetren.
Bupati Syahri Mulyo, saat memberi sambutan dalam bahasa Jawa mengatakan saat ini dalam memasuki usia yang ke-812 Kabupaten Tulungagung telah banyak mengukir prestasi. Tidak hanya di bidang pemerintahan tetapi juga di antaranya di bidang kesehatan, lingkungan hidup dan UMKM.
Ia berharap Kabupaten Tulungagung dapat terus membangun dan mengukir prestasi. “Harapannya Tulungagung dapat menjadi pusat pembangunan di daerah selatan Jawa,” katanya.
Peringatan Hari Jadi Tulungagung selalu digelar pada tanggal 18 November. Penentuan hari ulang tahun ini mengacu pada Prasasti Lawadan yang terdapat di Desa Wates Kecamatan Campurdarat. Dalam prasasti itu tertulis Sukra Suklapaksa Mangga Siramasa, yang artinya Jumat Pahing 18 November 1205.
Prasasti Lawadan dikeluarkan atas perintah Raja Daha terakhir, Paduka Sri Maharaja Sri Sarwweswara Triwikrama Warata Nindita Srengga Lancana Digjaya Tungga Dewanama atau lebih dikenal dengan sebutan Sri Kretajaya atau Raja Kertajaya. Pada waktu itu, Raja Kertajaya merasa berkenan atas kesetiaan warga Thani Lawadan terhadap raja ketika terjadi serangan musuh dari sebelah timur Daha. [Wiwieko DH]

Tags: