Waspada DB, Tahun Ini Naik 300 Persen

Karikatur dbdSurabaya, Bhirawa
Jumlah kasus DB naik 300 persen jika dibandingkan dengan tahun 2014. Data Dinkes Jatim menyebutkan jumlah kasus DB pada periode Januari-Juni 2014 sebesar 5.321 orang dan naik menjadi 15.744 kasus pada tahun 2015 pada periode yang sama (Januari-Juni 2015).
”Kenaikan kasus ini harus diwaspadai karena jika dilihat jumlah kasus DB akan naik setiap tiga tahun sekali,” ujar Kepala Dinkes Jatim, dr Harsono.
Harsono menilai, meski jumlah kasus selama tahun 2014 mengalami penurunan tapi tidak menjamin tahun 2015 ini jumlah kasus DB turun. Menurutnya data yang ada menyebutkan Januari angkanya 634 kasus maka pada Bulan Februari 684 kasus, Maret 499 kasus, April 378 kasus, Mai 391 kasus, Juni 328 kasus, Juli 275 kasus, Agustus 276 kasus, September 245 kasus, Oktober 326 kasus, November 371 kasus dan Desember 251 kasus.
”Banyak faktor yang dapat menyebabkan jumlah kasus DB naik dan turun, sehingga diperlukan penanganan bersama,” ucapnya.
Mantan Buapti Ngawai ini mengungkapkan, dari hasil evaluasi (periode Januari-Juni 2014/2015 , red) beberapa daerah memiliki kasus DB terbesar diantaranya adalah Sumenep tahun 2014 kasus DB sebanyak 127 orang, tahun 2015 menjadi 885 orang. Pacitan tahun 2014 kasus DB sebanyak 151 orang tahun 2015 menjadi 854 orang, Jember tahun 2014 kasus DB sebanyak 521 orang, tahun 2015 menjadi 851 orang. banyuwangi tahun 2014 kasus DB sebanyak 174 orang, tahun 2015 menjadi 741 orang. Bondowoso tahun 2014 kasus DB sebanyak 267 orang, tahun 2015 menjadi 733 orang
”Tidak hnaya Sumenep, Pacitan, Jember, Banyuwangi dan Bondowoso yang menyumbangkan kasus DB tinggi akantetapi Tulunggagung, Ponorogo, Bangkalan, Malang, Kediri,” paparnya.
Harsono mengaku, ada beberapa daerah yang menyumbangkan kasus DB seperti Mojokerto hanya 13 kasus dan Blitar 73 kasus. Sedangkan untuk Surabaya sendiri jumlah kasus DB tidak banyak mengalami peningkatan.  Jumlah kasus DB pada periode Januari-Juni 2014 sebesar 457 orang dan naik menjadi 15.744 kasus pada tahun 495 (Januari-Juni 2015, red).
”Kami berharap dengan kerjasama yang baik antara pemerintah, swasta dan masyarakat penanganan kasus DB dapat diatasi,” harapnya.
Lebih lanjut orang nomer wahid ini mengungkapkan, saat ini yang perlu dilakukan agar kasus DB tidak naik adalah dengan membudayakan hidup sehat dengan cara menggalakkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Minimal dengan membudayakan Perilaku Budaya Hidup Sehat (PHBS) dan PSN di semua lini masyarakat baik di lingkungan pemerintah, swasta maupun masyarakat luas. Jika dilihat PHBS di beberapa daerah belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
”Kami berharap masyarakat mulai mengutamakan PHBS hal ini untuk mencegah perkembangan nyamuk aedes aegypty di daerah,” ucapnya.
Sementara itu Dokter Anak di RSUD dr Soetomo, Dominicus Husada menjelaskan, jika sebelumnya penyakit DBD banyak menyerang anak-anak. Namun kini penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti tersebut lebih mengancam orang dewasa.
Pihaknya melihat ada pergeseran pasiennya, jadi kalau anda melihat data 20 tahun lalu, hampir tidak ada pasien di atas 15 tahun yang kena DBD. Tapi akhir-akhir ini pasien yang di atas 15 tahun lebih banyak. Di hampir semua negara di dunia ini laporannya sama, dan sekarangpun di dunia ini lebih banyak yang di atas 15 tahun,” katanya. [dna]

Rate this article!
Tags: