Waspada Pedofilia Online

Foto Ilustrasi

“Kader Babeh” (pelaku pedofilia) semakin meng-gila, dan terang-terangan ber-operasi. Media sosial (medsos) dijadikan sarana pengembangan kejahatan seks menyimpang, melibatkan anak. Melalui beberapa akun medsos, kelompok pedofilia ditaksir memiliki anggota lebih dari tujuh ribu orang. Melalui jaringan online, pertalian kelompok pedofilia mudah terjalin di seluruh Indonesia. Bahkan terkait dengan sindikat kejahatan seks (anak) internasional.
Tren pedofilia pada medsos, bagai “kebangkitan” generasi baru Robot Gedek (murid Babeh, yang divonis hukuman mati). Generasi yang lebih ber-modal, serta aktif muncul melalui sarana internet. Medsos juga digunakan sebagai “supermarket” dengan memajang foto (dan video) anak-anak. Modus perdagangan (korban) seks anak ini, sanggup melayani aksi pedofilia lintas daerah. Korban, biasanya anak-anak baru gede berusia sekitar 10 sampai 15 tahun.
Di Tangerang, telah muncul kader Babeh, berusia di bawah 30 tahun, tetapi korbannya telah mencapai 41 anak. Ironisnya, pria pelaku pedofilia berprofesi sebagai guru honorer SD (Sekolah Dasar). Sehingga cukup mudah mencari “mangsa”kalangan muridnya. Niscaya berpotensi menyebarkan penyakit seks menular. Sekaligus menularkan penyakit (mental) seks menyimpang. Polisi sedang bekerja keras menyidik kasus pedofilia yang makin marak di kawasan Jabodetabek.
Lebih miris, Polri juga menangkap pelaku perekaman video eksploitasi pedofilia. Bisa dipastikan, perekaman pedofilia berkait dengan sindikat internasional. Simpul sebaran rekaman berada di pulau Bali, terutama kalangan wisatawan asing. Dalam gambar video, “bintang”pedofilia dilakukan oleh PSK (pekerja seks komersial) dewasa dengan anak laki-laki usia SD.
Pada kasus lain, perekaman perilaku seks menyimpang malah didampingi orangtua “bintang” porno anak. Pelaku perekaman video, telah mengaku dibayar Rp 34 juta oleh sindikat pemesan di Bali. Maka disimpulkan, perekaman video porno melibatkan anak, dan pedofilia, dilakukan secara profesional. Modusnya, komersialisasi film seks menyimpang. Serta dipastikan melibatkan komunitas LGBT (lesbian, gay, biseks, dan trans-gender).
Makatidakbisatidak, setiapkeluargaharuslebihwaspada. Dengan senantiasa mengawasi perubahanperilakuanakremaja, terutamalaki-laki. Banyakanaklaki (dibawahumur 17 tahun) berubahmenjadilembeng (bicaragenitsepertiperempuan). Serta berpembawaanfeminin, danmulaimenggunakanbeberapaalatkosmetik. Waspada, karenapedofiliasesamajenis, merupakanpenyakitpsikologismenular. Awalnyamenjadikorban, bisaberlanjut menjadi pelaku aktif yang mencari korban.
Pelakupedofiliasesamajenismenjeratkorbandenganberbagaicara. Selainiming-iming:uang, pilkoplodannarkoba, telepon android, sertajasabaik. Takjarangdisertaipemaksaandenganancaman. Kasusnyatelahterbongkar di Jakarta, Tangerang, Surabaya dan Bogor. Namunsebenarnya, pedofiliasejenisbagaiapidalamsekam. Yang tersembunyilebihbesardibanding yang nampak.
BerdasarpenyidikanPolisi, penawarankencansesamajenisdilakukanmelaluiiklanpadateleponselular yang bisadiunduh di app store (untukiOS). Serta di google playuntuk android. Semuanyamelaluiaplikasigrindr. KarenaitupenyidikBadanReserseKriminal (Bareskrim) meng-kategorikansebagaiprostitusi. Beberapadaerahdikenalsebagaikotapendidikantergolong rawanpedofiliasejenis. AntaralainYogya, Bandung (untukJawa Barat), dan Malang (JawaTimur).
Jebakan seks menyimpang sesama jenis, awalnya dilakukan oleh laki-laki dewasa terhadap (korban) di bawah umur. Terutama pelajar yang memiliki banyak keinginan tetapi tidak memiliki uang. Modusnya, pertemanan dan jasa baik. Berlanjut tuntutan kesetiaan mirip sejoli pasangan. Video seks anak dan pedofilia, telah banyak menjebak pelajar (SD sampai SLTA).
Sudah banyak yang ketagihan, berujung pada perilaku menyimpang. Selain menjadi ancaman serius prikologis dan moralitas, bisamerembetpadatindakkejahatan (kriminalitas) besar.

——— 000 ———

Rate this article!
Waspada Pedofilia Online,5 / 5 ( 1votes )
Tags: