Wisatawan Asing dari Singapura-Malaysia Makin Mendominasi Kunjungan

Kalau dulu banyak turis dari Perancis yang datang ke Kawah Ijen,  dalam dua tahun ini turis Malaysia dan Singapura makin mendominasi kunjungan.

Kalau dulu banyak turis dari Perancis yang datang ke Kawah Ijen, dalam dua tahun ini turis Malaysia dan Singapura makin mendominasi kunjungan.

Pesona Kawah Ijen
Bondowoso, Bhirawa
Pesone Kawah Ijen makin moncer. Tak hanya wisatawan lokal yang bertandang kesana, saat ini makin banyak wisatawan asing berkunjung. Terutama dari Malaysia dan Singapura.
Turis asal Malaysia dan Singapura mulai banyak yang meminati wisata Kawah Ijen yang terkenal ke berbagai belahan dunia dengan fenomena api birunya lewat jalur Bondowoso.
“Kalau dulunya yang banyak hanya turis dari Perancis, dalam dua tahun ini dari Malaysia dan Singapura mulai banyak juga. Sebulan masing-masing bisa sampai 100 orang dari kedua negara itu,” kata Ketua Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Bondowoso Slamet Riyadi di Bondowoso belum lama ini kepada Kantor Berita Antara.
Ia menjelaskan jika turis dari Perancis, Jerman, Rusia dan Tiongkok datang untuk menikmati Kawah Ijen pada saat-saat negaranya sedang libur panjang, yakni antara Mei hingga September, maka turis dari dua negara tetangga itu lebih longgar.
“Mungkin karena dekat dengan Indonesia, sehingga Sabtu dan Minggu mereka bisa datang ke Bondowoso untuk menikmati Kawah Ijen. Umumnya turis asal Malaysia dan Singapura itu tahu tentang api biru Kawah Ijen dari informasi internet dan promosi dari agen travel,” katanya.
Slamet yang merupakan salah satu pengelola desa wisata di Kalianyar, Kecamatan Tamanan, dan juga aktivis lingkungan ini mengemukakan bahwa selain itu, wisatawan asal Tiongkok saat ini juga mulai banyak berdatangan ke Ijen melewati jalur Bondowoso.
“Kalau wisatawan dari Rusia banyak yang lewat jalur dari Banyuwangi. Biasanya mereka dari Bali terus melanjutkan ke Kawah Ijen. Kalau yang lewat jalur Bondowoso, mereka juga menikmati wisata alam di kawasan Gunung Bromo,” katanya.
Ia mengemukakan bahwa meskipun wisatawan yang menuju ke Kawah Ijen cukup ramai, namun lama tinggal mereka di Bondowoso hanya sebentar, yakni sekitar satu malam dua hari. Mereka biasanya terikat oleh jadwal penerbangan dan tujuan wisata lainnya.
“Sebetulnya kalau lama tinggal mereka di Bondowoso lebih lama lagi, kami bisa tunjukkan tempat wisata lainnya yang bagus-bagus, termasuk keindahan alam pedesaan di desa wisata Kalianyar. Karena Bondowoso ini memiliki banyak objek, bukan hanya Kawah Ijen,” katanya.
Mengenai kebijakan bebas visa dari pemerintah Indonesia terhadap warga asing dari sejumlah negara, Slamet mengemukakan hingga kini belum berdampak signifikan terhadap naiknya jumlah wisatawan ke Bondowoso.
Sementara itu, katanya, sejak November 2015 hingga kini jumlah turis asing yang datang ke Ijen lewat Bondowoso masih tergolong sepi. Kondisi ini biasanya berlanjut hingga April dan pada Mei biasanya mulai ramai. “Kalau musim ramai, biasanya satu orang pemandu sampai naik 20 kali ke Kawah Ijen dalam satu bulan. Jadi mereka banyak yang istirahatnya kurang kalau sedang musim ramai,” kata ayah dari satu anak ini. [Rachmad Caesar]

Tags: