Yadnya Kasada Hadirkan Menteri Siti Nurbaya

Para Pencari berkah mulai berdatangan pasang tenda di lautan pasir pada yadnya kasada.

Para Pencari berkah mulai berdatangan pasang tenda di lautan pasir pada yadnya kasada.

(Pencari Berkah Mulai Berdatangan Pasang Tenda Di Lautan Pasir)
Kab.Problonggo, Bhirawa.
Pada puncak upacara Yadnya Kasada 2016 yang jatuh pada 20-21 Juli besok, pihak-pihak terkaitpun mengambil keputusan tegas mengingat Gunung Bromo saat ini erupsi. Warga masyarakat di sekitar Gunung Bromo dan wisatawan tidak diperbolehkan memasuki kawasan dalam radius 1 kilometer dari kawah aktif Gunung Bromo.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo Dwijoko Nurjayadi, Selasa (19/7) mengatakan bahwa keputusan itu diambil setelah pihaknya berkoordinasi dengan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Polres Probolinggo, Kodim 0820 Probolinggo, tokoh masyarakat dan dukun Suku Tengger serta pihak terkait lainnya, sesuai rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
“Ada beberapa poin yang kami sepakati dalam pertemuan tersebut. Tujuannya demi keamanan dan kekhusukan ritual Yadnya Kasada yang akan dilangsungkan nanti,” ujarnya.
Kesepakatan itu antara lain, warga masyarakat di sekitar Gunung Bromo dan wisatawan tidak diperbolehkan memasuki kawasan dalam radius 1 kilometer dari kawah aktif Gunung Bromo, dengan memberikan rambu-rambu larangan bagi yang tidak punya kepentingan dengan ritual Yadnya Kasada, himbauan keras untuk tidak mendekat ke kawah.
Sementara pada saat acara ritual Yadnya Kasada ada perlakuan khusus dengan melihat faktor keamanan, dimana kegiatan lontar persembahan telah dilakukan koordinasi oleh Ketua Adat Desa Wonokitri dan Desa Ngadisari dan hanya orang tertentu saja yang melakukan pelontaran persembahan.
Menurut pria yang akrab disapa Joko ini, untuk pengamanan TNBTS dan panitia lokal, memberlakukan pengawasan pintu masuk lautan pasir, baik dari Probolinggo maupun Pasuruan. Mereka juga akan melakukan pengamanan 24 jam patroli di lautan pasir sebelum diadakannya ritual. Dengan begitu, wisatawan hanya diperbolehkan hingga batas atau patok yang telah dibuat oleh TNBTS.
“Kami sendiri menyediakan masker dan memasang himbauan untuk wisatawan yg diletakkan di lapangan Pendopo Agung Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura agar wisatawan mengetahui rekom jarak aman dari PVMBG,” katanya.
Sementara Kepala PVMBG pos Bromo Ahmad Subhan mengharapkan semua pihak untuk saling memperhatikan keselamatan diri dengan merujuk rekomendasi yang dikeluarkan pihaknya. “Mengingat aktivitas erupsi Gunung Bromo masih tinggi dan sewaktu-waktu bisa terjadi lontaran material keras vulkanik,” pungkasnya.
Masyarakat Tengger yang berada di seputar Gunung Bromo saat ini sedang sibuk mempersiapkan perayaan Yadnya Kasada tahun 2016. Kesibukan ini juga dilakukan oleh masyarakat di beberapa desa di Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo. Tidak ketinggal ula para pencari berkah mulai berdatangan dan memasang tenda di lautan pasir G. Bromo.
Resepsi Yadnya Kasada tahun 2016 akan dilaksanakan di Pendopo Agung Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Rabu 20/7 malam mulai pukul 19.00 WIB.
Rencananya resepsi ini akan dihadiri oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya, pejabat dari Provinsi Jawa Timur, Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari SE dan anggota Komisi VIII DPR RI Drs H Hasan Aminuddin MSi serta jajaran Forkopimda Kabupaten Probolinggo.
Sementara itu, aktifitas yang berubah – ubah pertanda erupsi Gunung Bromo masih berlangsung hingga saat ini, dan perlu di waspadai jika sewaktu – waktu terjadi erupsi mayor. Dari data pos pantau Gunung Bromo, gempa tremor masih terekam dengan amplitudo maksimal 0.5 sampai 10 mili meter, dominan 2 mili meter. Suara gemuruh dan sinar api masih teramati.
Menurut Umar Rosadi, penanggung jawab gunungapi se-Jawa Timur, aktifitas Gunung Bromo yang fluktuaktif, pihaknya mengimbau warga dan wisatawan patuhi himbauan yang ada, karena erupsi Gunung Bromo masih belum selesai.
Selain itu kata dia, terkait pelaksananaan Yadnya Kasada nanti, pihaknya tidak bisa melarang warga Tengger untuk kegiatan upacara Yadnya Kasada nanti, karena kegiatan yang dilakukan warga Tengger, merupakan suatu kegiatan adat yang dilakukan secara rutin setiap tahun.
“Kami hanya melakukan pendampingan dan pengawasan saja, dan kami sudah memberi hibuan terhadap warga Tengger, terutama kepada tokoh adat. Sedangkan yang diijinkan naik ke kawah hanya beberapa orang saja, itu yang membawa sesajen saja,” tambah Rosadi. [wap]

Tags: