Pemenuhan Susu Lokal untuk IPS Masih 30 Persen

Susu lokal

Susu lokal

Pemprov, Bhirawa
Ketergantungan pada susu impor ternyata masih sangat tinggi, buktinya pemenuhan bahan baku susu lokal untuk Industri pengolahan Susu (IPS) masih 30 persen, sisanya masih dibutuhkan impor. Bahkan saat ini produksi susu lokal mengalami penurunan 870 ton per hari.
“Usaha pengembangan sapi perah di Jatim cukup baik, namun harga dan kualitas susu dalam negeri masih kalah dengan susu impor. Ini karena usaha di negara maju dilakukan dengan modal besar dan skala usaha besar. Sedangkan lebih dari 95 persen usaha peternakan sapi perah di Indonesia adalah peternakan rakyat dengan kepemilikan rata-rata 2-4 ekor,” kata Maskur, Senin (30/6).
Agar susu lokal tidak dihargai rendah oleh industri, maka penanganan susu secara higienis dari peternak sampai ke industri perlu dilakukan. “Untuk memenuhi permintaan industri, beberapa hal juga perlu diperhatikan apabila akan terjun dalam usaha ini. Kalau asal saja, maka kualitas susu rendah dan harga bisa murah,” tuturnya.
Saat ini, jumlah produksi susu dan populasi sapi anggota koperasi di Jatim juga mulai mengalami penurunan hingga 20% atau jauh dibandingkan dengan tingkat kenaikan yang berkisar pada 3-4% setiap tahunnya.
Terpisah, Wakil Ketua Bidang Usaha Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jatim, Sulistiyanto, mengatakan saat ini produksi susu turun di angka 875 ton per hari. Jumlah tersebut menunjukkan penurunan serius dibanding posisi sebelumnya yang mencapai hampir 1.000 ton per hari.
Sedangkan jumlah populasi ternak sapi juga turun. Saat ini hanya sebanyak 170.000 ekor. Di antara daerah yang mengalami penurunan populasi yang cukup serius tersebut adalah Kabupaten Malang dan Kota Batu. Penurunan tersebut dipicu oleh sejumlah faktor di antaranya berkurangnya jumlah peternak maupun banyaknya sapi perah yang dipotong untuk kebutuhan daging.
“Jumlah peternak di Batu susut 20%. Sebagian besar dari mereka itu adalah peternak muda yang tidak mau beternak lagi dan beralih ke profesi lainnya,” jelas dia.
Para peternak muda lebih memilih menjalankan jasa di bidang pariwisata seiring pesatnya perkembangan sektor pariwisata di Kota Batu. Di antaranya bergerak di bisnis makanan atau oleh-oleh, menjadi tukang ojek, hingga menjual jasa di bidang penginapan atau home stay. [rac]

Tags: