Sentra PKL Pemkot Sepi Akibat Banyak Kepentingan

2-gehSurabaya, Bhirawa
Sejumlah sentra PKl yang dibangun Pemkot Surabaya masih belum beroperasi optimal, bahkan ditinggalkan pedagang. Disinyalir ada konflik tertentu yang menjadi penyebab pedagang enggan beroperasi di sentra PKL.
Dinas Koperasi dan UKM mengakui hal ini dan menyebut sepinya sejumlah sentra PKL akibat ada konflik yang ditimbulkan dari banyaknya pihak yang ikut turut campur dalam penentuan operasional sentra PKL.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surabaya Hadi Mulyono mengatakan, perihal sepinya sentra PKL seperti di daerah Sememi tepatnya di depan SMA Negeri 12 Surabaya akibat  banyak pihak  berkepentingan.
Artinya, ungkap Hadi, sejumlah pihak yang merasa berkepentingan  ternyata ikut mengusulkan pedagang yang berhak masuk ke sentra , kepada pihak kecamatan yang mempunyai kewenangan. Seharusnya, kata Hadi, mereka yang dimasukkan ke sentar adalah anggota komunitas PKL yang sebelumnya diakomodasi pihak kecamatan.
Namun, lanjutnya , ketika ada usulan dari pihak lain , seperti seperti Lembaga Ketahanan Masyarakat Kelurahan (LKMK) setempat, ternyata  menunjuk orang yang tidak tepat, justru mengakibatkan konflik di kemudian hari.
Salah satu konflik tersebut, lanjut Hadi adalah karakter PKL yang berbeda dengan masyarakat biasa. PKL, lanjutnya akan bertahan dan berusaha sekuat mungkin untuk tetap berdagang, namun masyarakat biasa sering kali gampang putus asa.
” Sepinya Sentra PKL itu kadang-kadang LKMK RW ingin ikut campur karena itu kan wilayahnya. Nah kalau LKMK menunjuk orang-orang yang bukan pedagang itu yang jadi masalah sebenarnya, seperti yang sekarang ini” kata Hadi saat ditemui Bhirawa di ruang kerjanya, Selasa (9/9).
Ia mencontohkan, yang terjadi itu Sentra PKL didaerah Sumber Rejo, Sememi ini yang fatal. Pihaknya masih merapatkan yang berada di daerah Lidah Wetan ini permasalahan yang pertama, dan permasalahan yang kedua, masih kata Hadi, kalau pedagang itu berangkat dari komunitas tidak ada masalah. ” Ini kan banyak orang-orang yang berkepentingan mas,” tambahnya.
Terkait antisipasi sepi dan bahkan ada yang meninggalkan stand, pihaknya mengungkapkan, kalau salah penempatan pedagang itu yang malah tidak meningkatkan kesejahteraan bahkan akan menjadi miskin baru. Ia menjelaskan, ketika dibangun Sentra PKL, prinsipnya lokasi harus jelas, sehingga pedagang dijalanan harus dimasukkan di lokasi Sentra.
” Prinsipnya lokasi itu harus, sehingga para pedagang-pedagang dijalanan harus dimasukkan (Sentra PKL),” imbuhnya.
Seperti Sentra PKL di Sememi Kecamatan Benowo, tepatnya di depan SMAN 12, nasibnya tak kunjung membaik. Meski terletak di depan sekolah dan dekat dengan perumahan tidak menjadikan sentra PKL ini ramai. Sebaliknya, yang melakukan aktifitas berjualan bisa dihitung dengan jari. karena, pedagang lainnya sudah hengkang karena tak ada pembeli yang datang alias sepi.
Ia menambahkan, pihaknya akan melakukan pembinaan terhadap pedagang di sentra PKL. Selain itu juga memperbaiki fasilitas yang ada sehingga mampu menarik pembeli. “Kami akan lakukan secepatnya,” katanya.
Dari pantauan Bhirawa di Sentra PKL Karah, salah satu pedagang yang tidak mau menyebutkan namanya mengatakan, beberapa hari yang lalu ada pertemuan pihak pedagang dengan pihak Pemkot. Dan dalam pertemuan itu ternyata Pemkot akan menaikkan harga sewa stand yang awalnya permeter empat ribu sampai delapan ribu akan dinaikkan menjadi 20 ribu permeternya.
” Kami selaku pedagang di sini (Sentra PKL Karah) menolak akan kenaikan itu, berjualan disini aja sepi lah kok malah akan dinaikkan harga sewa standnya. Bilangnya sih akan dibuat distribusi pembenahan seperti lampu, tapi kami tetap menolaknya,” kata pedagang yang tidak mau menyebutkan namanya.
Sekedar diketahui, dari sepuluh Sentra PKL, tujuh yang masih menjalani proses pembangunan antara lain di Deles dan Jajar tunggal. Dan lima lokasi sedang proses yaitu di makam Kembang Kuning, Tandes itu masih tahap pengukuran lahan, Babatan Pertama, Wonorejo Rungkut, dan Tenggilis Mejoyo total keseluruhan ada 33 Sentra PKL yang ada di Surabaya. (geh)

Tags: