10 Daerah Rawan Kekeringan, DipertaKP Jatim Lakukan Antisipasi

Pemprov, Bhirawa
Menghadapi musim kemarau, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DispertaKP) Provinsi Jatim merilis ada 10 daerah yang masuk dalam kategori cukup rawan, rawan dan sangat rawan kekeringan pada tanaman padi di Jatim tahun 2019.
Untuk daerah sangat rawan kekeringan adalah Lamongan, Bojonegoro dan Pacitan. Sedangkan daerah rawan adalah Tuban. Kemudian, untuk cukup rawan adalah Ngawi, Tulungagung, Madiun, Gresik, Mojokerto dan Lumajang.
“Bu gubernur (Khofifah) telah memerintahkan kepada semua OPD untuk mengambil langkah antisipasi bencana kekeringan, khususnya yang berdampak pada pertanian,” kata Kepala DipertaKP Jatim, Ir Hadi Sulistyo MSi, Rabu (26/6).
Ia menjelaskan kondisi kekeringan pada tanaman padi musim tanam tahun 2019 (periode pelaporan hingga 24 Juni 2019). Yakni, total luas tanaman padi 1.871.219 hektare, luas tanaman padi yang terkena kekeringan 24.633 hektare.
Selanjutnya, luas tanaman padi yang terkena puso 983 hektare, persentase luas tanaman padi yang terkena kekeringan terhadap luas tanam 1,32 persen dan persentase luas tanaman padi yang terkena puso terhadap luas tanam per musim tanam 0,05 persen.
Untuk tanaman lainnya seperti jagung dan kedelai, Hadi juga menyampaikan, kondisi kekeringan pada tanaman jagung musim tanam tahun 2019 (periode pelaporan hingga 24 Juni 2019). Yakni, total luas tanaman jagung 946.844 hektare, luas tanaman jagung yang terkena kekeringan 649 hektare.
Selanjutnya, luas tanaman jagung yang terkena puso 99 hektare, persentase luas tanaman jagung yang terkena kekeringan terhadap luas tanam 0,07 persen dan persentase luas tanaman jagung yang terkena puso terhadap luas tanam per musim tanam 0,01 persen.
Dan kondisi kekeringan pada tanaman kedelai musim tanam tahun 2019 (periode pelaporan hingga 24 Juni 2019). Yakni, total luas tanaman kedelai 44.671 hektare, luas tanaman kedelai yang terkena kekeringan 236 hektare.
Selanjutnya, persentase luas tanaman kedelai yang terkena kekeringan terhadap luas tanam 0,53 persen dan persentase luas tanaman kedelai yang terkena puso terhadap luas tanam per musim tanam 0,00 persen.
DispertaKP Jatim juga telah mempersiapkan langkah-langkah antisipasi menghadapi bencana kekeringan di Jatim bagi pertanian. Yakni, mempersiapkan penggunaan varietas tahan kering, mengoptimalkan pemanfaatan lahan basah (rawa dan lebak).
Langkah lainnya seperti, menjaga ketersediaan cadangan beras pemerintah, menjaga stabilitas harga bahan pangan dalam negeri, memastikan ketersediaan irigasi dan air sanitasi, memastikan fungsi sarana dan prasarana pertanian dan irigasi dengan baik, misal embung, bendungan dan lainnya.
“Kami juga akan memfasilitasi pemenuhan sarana produksi, antara lain benih atau bibit dan lainnya. Juga, menjamin cadangan benih pemerintah,” tandasnya.
Selain langkah antisipasi juga terdapat langkah mitigasi, seperti melakukan penyelamatan terhadap standing crop untuk meminimalisasi kerugian akibat kekeringan melalui mobilisasi pompa air.
Kemudian, meningkatkan pengamatan yang lebih intensif terhadap kemungkinan terjadinya perkembangan luas kekeringan dan organisme pengganggu tumbuhan (opt) dengan melaksanakan gerakan pengendalian secara terpadu bersinergi dengan melibatkan TNI, tim daerah, dan masyarakat.
Selanjutnya, melakukan pergiliran varietas/tanaman, memanfaatkan cadangan benih nasional (jika tidak ada usulan, maka dilakukan antisipasi oleh daerah), mengoptimalkan peran petugas lapang ditingkat kecamagan serta memberdayakan regu pengendali hama ditingkat kelompok tani dalam melaksanakan gerakan pengendalian.
Melakukan penanaman refugia secara masif dan terus menerus, mengajukan bantuan benih melalui program cadangan benih nasional untuk pertanian yang mengalami kerusakan pada kategori puso, dan memanfaatkan asuransi usaha tani pertanian untuk lahan padi. [rac]

Tags: