130 Ribu Masyarakat Jatim Pelajari Bahasa Jepang

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Jumlah masyarakat Jatim yang berminat mempelajari Bahasa Jepang ternyata cukup banyak. Dari total 800 ribu masyarakat Indonesia yang bisa berbahasa jepang, 130 ribu orang diantaranya berasal dari Jatim.
“Masyarakat Jatim cukup banyak yang belajar bahasa Jepang. Jatim berada di urutan kedua, setelah Jawa Barat,” kata Konsulat Jenderal (Konjen) Jepang untuk Indonesia, Mr Noburu Nomura, saat berdialog dengan Wakil Gubernur Jatim, Drs H Saifullah Yusuf, di ruang kerjanya, Selasa (3/3).
Menurut dia, masyarakat Indonesia yang berminat mempelajari Bahasa Jepang cukup banyak. Bahkan, Indonesia menempati urutan kedua dunia setelah China yang menempati urutan pertama. “Ada sekitar 800 ribu warga Indonesia yang bisa berbahasa Jepang. Ini menunjukkan masyarakat Indonesia gemar dengan bahasa Jepang, khususnya dari Jatim,” ujarnya.
Selain itu, menurutnya, banyak masyarakat Indonesia yang mendapat bea siswa dari Pemerintah Jepang. Dalam setahun, Pemerintah Jepang memberikan bea siswa dua kali untuk mahasiswa Indonesia. Namun, Mr Noburu tidak bisa menyebutkan total jumlah mahasiswa Indonesia yang mendapat bea siswa tersebut. “Yang paling banyak mahasiswa dari Universitas Brawijaya (UB) Malang,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Noburu juga menginformasikan, Jepang telah ditunjuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2020. Penunjukan tersebut praktis membuat Pemerintah Jepang bekerja keras untuk menyiapkan berbagai fasilitas penunjang pelaksanaan.
Diantara fasilitas yang harus disiapkan adalah membangun tempat pertandingan dan tempat penginapan atlet dari seluruh negara peserta Olimpiade. Pembangunan fasilitas itu membutuhkan biaya dan tenaga pekerja atau tukang kayu dan bangunan.
Peluang ini, kata Noburu, merupakan kesempatan bagi para pemuda Indonesia. Bukan semata-mata Jepang ingin mencari tenaga kerja murah. Tapi, memberikan peluang pekerjaan dan sekaligus ilmu penmgetahuan. “Setelah dari Jepang, ilmu pengetahuan membangun bangunan di Jepang bisa diterapkan di Indonesia. Seperti membuat bangunan yang tahan gempa dan tsunami,” ungkapnya.
Pihaknya berharap kerjasama baik antara Pemerintah Jepang dan Indonesia terus dipertahankan. “Ini kesempatan bagi Jatim. Di bidang ekonomi, kerjasama jangan hanya di Pasuruan dan Surabaya saja. Di daerah lain, seperti Banyuwangi, masih banyak masyarakat Jepang belum mengenal,” tuturnya.
Nobura sendiri mengakhiri masa tugasnya sebagai Konsul Jepang pada awal April 2015. Selanjutnya, digantikan Y Kato yang kini masih menjabat Kepala Bagian Kebudayaan dan Penerangan di Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia di Jakarta. Karena itu, sebelum meninggalkan Indonesia, Noburu menyempatkan diri berpamitan dengan Gubernur Jatim Dr H Soekarwo dan Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf.
“Saya merasa kehilangan seorang teman, sahabat, yang biasa diajak tukar pikiran dan berdiskusi. Mr Noburu ini semua keluarganya bisa berbahasa Indonesia dan anak-anaknya juga kuliah di Indonesia,” kata Gus Ipul, panggilan akrab Saifullah Yusuf ini. [iib]

Tags: