15 Pendaftar Berburu Kursi Rektor ITS

Hari pertama, lima Bacarek dari 15 pendaftar paparkan visi dan misi untuk Pilrek yang dipimpin oleh Ketua Senat Akademik yang juga mantan Rektor ITS Prof Ir Priyo Suprobo (berdiri).

Surabaya, Bhirawa
Pemilihan Rektor Institute Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) bakal diramaikan dengan hadirnya 15 pendaftar bakal calon rektor (Bacarek) yang berasal dari berbagai latar belakang organisasi dan pengalaman kerja yang berbeda-beda. Ini juga dinilai sebagai cerita bersejarah bagi ITS dengan jumlah peminat menjadi rektor lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya.
Sekretaris panitia Pilrek 2018, Avi Syaeful Bahri mengungkapkan ada beberapa kualifikasi yang harus dipenuhi oleh bacarek. Di antaranya adalah memiliki jabatan fungsional minimal tingkatan lektor kepala, berusia maksimal 60 tahun pada saat pelantikan, dan berpendidikan minimal doktor (S3). Selain itu, pengalaman menjabat sebagai ketua jurusan, kepala departemen atau yang setara dan berada diatasnya juga menjadi poin penting dalam Pilrek.
“Banyaknya kualifikasi yang ditentukan karena kami menginginkan orang yang mumpuni untuk menjadi rektor ke depannya,” ungkap dia.
Selain itu, bacarek juga harus melewati berbagai rangkaian acara dalam pesta demokrasi warga ITS ini. Saat ini, para pendafar bacarek berada di tahap pemaparan strategi kepada masyarakat ITS yang diselenggarakan selama tiga hari, yaitu pada tanggal 13-15 November 2018 di gedung Research Center (RC).
“Fungsi tahapan ini adalah agar warga ITS mengetahui program dari masing-masing bacarek. Sehingga memunculkan figur calon rektor yang mampu menjawab tantangan ITS di masa depan. Selain itu, ini menjadi bukti dan transparansi untuk warga ITS,” jelas dia.
Setelah melalui tahapan pemaparan, para peserta akan bersiap untuk mengikuti tahap e-voting yang akan di laksanakan pada tanggal 21-22 November.
Avi menjelaskan nantinya e-voting akan dilakukan oleh tiga elemen warga ITS. Yaitu mahasiswa, tenaga kependidikan (tendik) dan dosen. Meskipun begitu bobot suara ketiga elemen tersebut tidak sama.
“Berdasarkan peraturan Majelis Wali Amanat (MWA) ITS no 1 tahun 2018, bobot suara mahasiswa 2, bobot suara tendik 3 dan bobot suara dosen 5. Ini untuk menghindari demorkasi yang tidak sehat dalam pemilihan rektor,”sambung Avi.
Diakuinya, penerapan metode e-voting merupakan sebuah metode baru dalam sejarah pemilihan rektor di ITS. Ketua Komite Audit MWA ITS Prof I Gusti Putu Raka menambahkan jika metode tersebut merupakan ebntuk kemajuan ITS dalam pemanfaatan teknologi digital yang lebih praktis dan efisien. “Melalui metode online proses akan jauh lebih mudah dan mencegah pemilih yang golput (golangan putih,red) karena harus mendatangi pos pemungutan suara,”tambah dia.
Dari hasil e-voting maka akan terpilih lima kandidat terbaik bacarek untuk mengikuti tahapan siding terbuka dan tertutup di hadapan Senat Akademik pada tanggal 5 dan 12 Desember 2018. Hasilnya, tiga calon rektor terpilih akan dipilih oleh MWA pada tanggal 20 Desember.
“Jadi rektor terpilih ITS periode 2019-2024 akan dilantik dan memulai masa jabatan pada tanggal 13 April,” ujar dia.
Pihaknya berharap rektor ITS periode berikutnya memiliki kompetensi tinggi dan mampu menjawab tantangan ITS sebagai PTNBH di tahun ke tiga, “Siapapun yang terpilih, semogga ITS dapat mengalami akselerasi kemajuan yang menigkat, peringkat diatas 500 dalam World Class University,” pungkas Prof Raka. [ina]

Rate this article!
Tags: