15 Ribu Warga Tuban Tak Bisa Baca Tulis

membacaTuban, Bhirawa
Meski banyak industri berskala nasional di Bumi Wali Tuban, serta menurunya angka kemiskinan yang sangat drastis semenjak kepimpinan H. Fathul Huda, akan tetapi jumlah angka buta aksara alias tidak bisa baca dan tulis masih tinggi.
Hal ini membuat pemrintah kabupaten (Pemkab) Tuban melalui Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora), berkomitmen mengurangi angka buta aksara secara bertahap. “Kita terus berkomitmen mengurangi jumlah buta aksara yang saat ini tercatat sebanyak 15 ribu penyandang buta aksara,” kata Drs.H. Sutrisno, Kepala Disdikpora Tuban (24/1).
Sutrino mengakui persoalan buta aksara memang belum dapat dilepaskan dari Kabupaten Tuban, namun ia memastikan jika warga Tuban yang buta aksara adalah warga dengan rentang usai tua yakni 50 tahun hingga 60 tahun. Jumlah tersebut bukan didominasi anak usia sekolah atau putus sekolah. “Sekarang ini seluruh warga Tuban dengan usia sekolah hampir seluruhnya sudah bersekolah, kalau sekarang ada yang masih buta aksara itu adalah orang tua yang dahulu tidak bersekolah,” tegas Sutrisno ini.
Lebih lanjut, dengan jumlah tersebut pihaknya sudah menyiapkan berbagai program untuk menekan angka tersebut, seperti dengan bantuan guru untuk membuat pelatihan di masing-masing kecamatan. Pelatihan tersebut, minimal berjumlah 10 orang yang tidak bisa membaca dan menulis, dan nantinya tentor akan mendapatkan sertifikat dari Dinas. “Selain itu kita memaksimalkan anggaran dari dareah untuk mengurangi buta aksara,” tambah Sutrisno ini.
Sebelumnya anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tuban dari Komisi C mengungkapkan jumlah angka buta aksara perlu diperangi bersama-sama untuk mewujudkan tuban sejahtera. “Jumlah buta aksara di tuban di bandingkan dengan jumlah penduduknya memang sedikit, namun sedikit pun perlu diperangi bersama-sama,” kata Astuti Wakil Ketua Komisi C DPRD Tuban. [hud]

Tags: