Petani Pamekasan Geliat Garap Lahan Sawah

Pasca curah hujan mengguyur wilayah Pamekasan. Sejumlah petani mulai menanm bibit Padi dan membajak lahan sawah dengan hand traktor.  [syamsudin/bhirawa]

Pasca curah hujan mengguyur wilayah Pamekasan. Sejumlah petani mulai menanm bibit Padi dan membajak lahan sawah dengan hand traktor. [syamsudin/bhirawa]

Pamekasan, Bhirawa
Fenomena badan El Nino berdampak berubah-ubah cuaca membuat pertanian di wilayah Pamekasan belum merata dalam musim penamanan padi dan sejenisnya. Hampir seminggu ini tingkat curah hujan, Petani geliat menggarap lahan pertaniannya.
Pantauan Bhirawa lapangan, akibat cuaca yang terkadang berubah-ubah itu, sebelum curah hujan beberapa hari ini. pertanian di wilayah ini, tanaman Padi ada yang siap dan sudah panen terutama di desa Bette dan Teja Barat.
Adapun di wilayah Desa Panempan,dan kelurahan Kangenan dan kelurahan Barurambat Timur sudah mulai siap ‘manjak’ atau menanam bibit Padi. Sejumlah daerah lain, lahan pertanian tidak dialiri saluran irigasi sekarang ini masing menyemai bibit Padi dan membajak lahan pertanian dengan hand traktor dan hewan ternak (Sapi).
Di Pamekasan, sebelum diguyur curah hujan, Dinas Pertanian Pamekasan melansir bahwa luas tanam padi oktober 2015 – Maret 2016 tergolong masih rendah. Hingga bulan Januari 2016 luas tanaman Padi baru sekitar 9.048 hektar atau 35.20% dari luas tanaman sebanyak 25.678 hektar.
Kepala Dinas Pertanian, Ir. Isye Windarti, mengatakan, pencapaian luas tanamnya paling rendah disekitar kecamatan Larangan, baru tercapai 11 Ha dari target tanaman 156 Ha. “Pencapaian target tamanan di sejumlah wilayah itu akibat belum merata curah hujan yang turun,” ujarnya.
Tingginya curah hujan beberapa hari ini, berkah bagi petani wilayah Pamekasan. Terutama lahan pertanian tanaman Padi tadah hujan, seperti kecamatan Proppo, Palenggan, Pegantenan, Pakong, Larangan dan kecamatan Galis, serta sebagian lahan di kecamatan Pademawu dan Pamekasan.
Upaya mengatasi kebutuhan air bagi pertanian, Mat Dahri, petani asal Pademawu, meminta  pemerintah Pamekasan, terutama Bupati Syafii, menyediakan dana perbaikan jaringan dan memperluas jaringan irigasi. “Di musim kemarau tidak sulit air. Di musim hujan, air yang melimpah tidak terbuang percuma ke laut,” tandas Dahri, dikomentari pula oleh M. Sahlan, petani asal Samatan. [din]

Tags: