20 Sekolah Berebut Penghargaan Widya Pakerti Nugraha

Ratih Enggaryanti, guru SMAN 1 Magetan tengah mengikuti seleksi guru bahasa daerah kategori mendongeng Bahasa Jawa dengan lakon Asal Usul Lepen Gandong.

Ratih Enggaryanti, guru SMAN 1 Magetan tengah mengikuti seleksi guru bahasa daerah kategori mendongeng Bahasa Jawa dengan lakon Asal Usul Lepen Gandong.

Dindik Jatim, Bhirawa
Penghargaan untuk sekolah-sekolah yang konsisten melaksanakan pendidikan karakter kembali akan diberikan oleh Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim. Senin (20/10) hari ini, sebanyak 20 sekolah yang telah terpilih sebagai nominator akan berebut menjadi yang terbaik.
Sekretaris Dindik Jatim Sucipto mengatakan, 20 nominator ini terdiri dari jenjang TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK. Masing-masing jenjang terdiri dari 5 sekolah yang telah lolos berbagai tahapan seleksi. “20 sekolah ini akan mendapat pengharagaan semua. Tapi siapa yang terbaik baru akan diumumkan besok (hari ini),” tutur Cip, sapaan akrab Sucipto saat dihubungi, Minggu (19/10).
Sekolah-sekolah yang mendapat penghargaan ini, kata Cip, sebelumnya telah mengikuti berbegai tahap seleksi. Dari sekitar 172 sekolah di Jatim, seleksi yang dilakukan menggunakan portofolio dan visitasi sekolah menyisakan 20 nominator. Untuk menentukan juara pertama hingga harapan dua, seleksi kembali dilakukan dengan presentasi terkait upaya sekolah menghidupkan pendidikan karakter di lingkungannya. “Ada 18 indikator penilaian yang akan dinilai oleh tim dewan juri. Beberapa di antaranya ialah kedisiplinan, sosial, keagamaan, kejujuran, dan tanggungjawab,” kata Cip.
Selain untuk sekolah, penghargaan juga diberikan untuk guru-guru muatan lokal yang memiliki inovasi tinggi dalam mendidik siswa. Guru muatan lokal tersebut terdiri dari guru Bahasa Jawa dan Bahasa Madura. Seleksi diikuti oleh 114 guru dengan empat kategori, yakni inovasi pembelajaran Bahasa Jawa dan Madura serta mendongeng Bahasa Jawa dan Madura.
Kepala Dindik Jatim Dr Harun MSi mengatakan, pendidikan karakter selama ini memang telah mendapat perhatian khusus dari Pemprov Jatim. Selain masuk dalam kurikulum pembelajaran, pendidikan karakter juga harus diterapkan dalam kehidupan sekolah.
Harun mengatakan, penilaian yang dilakukan dalam mengukur keberhasilan pendidikan karakter ini tidak sederhana. Sebab, penilaian meliputi internal seperti manajemen pendidikan karakter di tiap sekolah. Sementara penilaian eksternal meliputi pengakuan masyarakat. “Tim nantinya akan wawancara lurah, tokoh masyarakat, kiai bahkan melihat media untuk melihat track record sekolahnya,”katanya.
Langkah ini menurut Harun sangat tepat untuk mendongkrak penerapan pendidikan karakter di sekolah. Tanpa pemberian penghargaan atau apresiasi, Harun yakin kinerja sekolah juga tidak akan terpacu. Padahal pendidikan karakter ini menjadi tolak ukur utama keberhasilan siswa. “Kalau hanya pintar saja untuk apa. Siswa lulus dari sekolah akan dapat memberi kontribusi kepada bangsa dan negara kalau mereka memiliki karakter yang kuat,” kata Harun.
Zawawi Imron, merupakan salah satu juri seleksi guru bahasa daerah. Terkait langkah pemerintah ini, dia memberi apresiasi khusus. Sebab, ini akan menjadi harapan bagi masa depan bahasa daerah tetap terpelihara. “Bahasa daerah itu butuh dipelihara jika tidak ingin hilang,” kata dia.
Dengan adanya lomba mendongeng bahasa daerah, budayawan asal Pamekasan ini mengatakan, guru secara otomatis akan nguri-nguri cerita lokal yang sudah lama ditinggalkan. “Ini harus ditingkatkan. Pelaksanaannya jangan hanya di level provinsi, kalau perlu harus di-break down sampai ke level kecamatan,” pungkas dia. [tam]

Tags: