237 Pedagang-Pengunjung PBM di Rapid Test, Tiga Orang Dinyatakan Reaktif

Situasi Rapid Test para pedagang dan pengunjung Pasar Besar Malang (PBM) Selasa 16/6 kemarin

Kota Malang, Bhirawa
Seribu alat rapid test bantuan dari Pemprov Jatim, yang diterima Pemkot Malang langsung dimanfaatkan untuk melakukan rapid tes kepada masyarakat.
Pemkot melakukan rapid test di tiga titik selama tiga hari kedepan. Pertama pada Selasa (16 /6) kemarin sebanyak 237 pedagang dan pengunjung di Pasar Besar Malang (PBM) menjalani rapid test dan terjaring 3 orang pengunjung yang reaktif.
Tiga orang pengunjung yang hasil rapid test-nya dinyatakan reaktif, diminta untuk isolasi di rumah dan akan dilakukan rapid test untuk kedua kali yang direncanakan pada hari Jumat mendatang.
Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji mengatakan pentingnya rapid test ini dilakukan di pasar karena pasar tempat kerumunannya orang-orang. “Didalam mall juga akan dilakukan, namun karena penerapan protocol covidnya sudah sesuai, sepertinya belum perlu dulu,” ujar Wali Kota Sutiaji.
Ia menyampaikan, kalau reaktif maka harus ditutup untuk sementara dan keesokan harinya akan di tracing dengan keluarganya.
“Keluarganya reaktif atau tidak, sambil itu kita treatment insya Allah nanti dua hari lagi sudah saya jamin tidak reaktif,” ujarnya.
Rapid test yang saat ini di gelar berfungsi sebagai upaya untuk meminimalisir penyebaran Covid-19. Sejauh mana transmisi personal OTG (Orang Tanpa Gejala) yang ada di Kota Malang akan terdeteksi.
Rapid test ini berbasis deteksi antibodi dan deteksi antigen. Pemeriksaan rapid test yang dilakukan sekali ataupun ulangan sifatnya masih lebih ke arah screening.
Ia menyampaikan rapid test ini akan menyaring orang-orang yang nantinya dinilai perlu untuk menjalani tes lebih lanjut.
“Untuk melakukan konfirmasi atau mendiagnosis positif Covid-19, dibutuhkan pemeriksaan PCR. Sekarang pasar ini kan ingin memastikan bahwa bagaimana sih kepatuhan pedagang pasar dan pengunjung pasar berkaitan dengan masalah protocol Covid 19 itu,”tuturnya.
Rata-rata disini sudah disiapkan cuci tangan, masing-masing toko itu menyiapkan handsanitizer dan selalu memakai masker.
” Disamping saya ini ada ketua paguyuban selalu uprak-uprak terus masker,masker dan masker bahkan beliu memberi ancaman kalau gak pake masker bandel akan ditutup dan berkoordinasi dengan dinas Komindag” pungkas Sutiaji.
Sementara itu,Lilis Nur Hidayati, salah seorang pedagang menyambut baik upaya pemerintah menggelar rapid test di pasar. Menurutnya, upaya ini membantu pedagang agar tidak tertular Covid-19.
“Rapid test di pasar sangat bagus, karena disini rawan penyebaran virus. Banyak orang yang terkadang tidak menerapkan protokol kesehatan. Dengan begini bisa membantu pedagang mengetahui apakah dia terkena virus atau tidak,” ungkap Lilis.
Ia mengaku baru pertama kali mengikuti rapid test. Meski begitu, Lilis yang bekerja di toko peralatan rumah tangga dan pecah belah ini mengaku sudah menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
“Di toko tempat saya bekerja sudah menerapkan Menerpkan protokol kesehatan. Yakni pembeli yang masuk dibatasi, ada pengukuran suhu tubuh, harus jaga jarak. Pembeli dan karyawan juga diminta sering mencuci tangan,” kata dia. [mut]

Tags: