60 Ribu Penduduk Kelud Bersiap Mengungsi

Kab Malang, Bhirawa
Pemkab Kediri mengumumkan jumlah penduduk yang terdampak letusan Kelud mencapai 60 ribu jiwa. Mereka segera diungsikan jika status Kelud naik menjadi ‘awas’.
Humas Pemkab Kediri Edy Purwanto mengatakan pendataan terakhir yang dilakukan kantor kecamatan di kaki Gunung Kelud menyebutkan ada sejumlah desa di lima kecamatan yang terdampak letusan, yakni Ngancar, Wates, Kepung, Plosoklaten, dan Puncu. “Setiap saat mereka siap kami ungsikan,” kata Edy, Rabu (12/2).
Untuk menampung puluhan ribu orang tersebut, pemerintah telah menyiapkan 80 lokasi pengungsian. Lokasi tersebut tersebar di wilayah kecamatan yang dianggap aman dari jangkauan letusan. Pemerintah juga menetapkan tiga desa di kaki Gunung Kelud sebagai zona paling bahaya atau wilayah ring 1, yakni Desa Sugihwaras, Babadan, dan Sempu yang berada di Kecamatan Ngancar. Ketiga desa itu berada dalam radius di bawah 10 kilometer dari puncak Kelud. Menurut Kepala Kecamatan Ngancar, Ngaseri, terdapat sekitar 10 ribu jiwa di tiga desa itu. “Warga di tiga desa ini menjadi prioritas kami,” kata Ngaseri.
Data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana di pos pemantauan Kelud di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kediri, menunjukkan rekaman seismik mulai pukul 06.00-12.00 kemarin mencatat terjadinya 59 gempa vulkanik dalam, 88 gempa vulkanik dangkal, dan 90 gempa tektonik jauh.
Pemerintah daerah mengimbau masyarakat di Blitar dan Malang untuk meningkatkan kewaspadaan. “Tetap tenang dan jangan terprovokasi kabar letusan,” kata Ngaseri melalui saluran komunikasi radio genggam.
Dengan terus meningkatnya status Gunung Kelud yang kini ditingkat siaga III, dan bahkan kini sudah muncul pergerakan fluida ke puncak dan gempa hybrid, Pemkab Malang telah memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan instansi terkait untuk stand by 24 jam, serta siap bergerak jika Gunung Kelud terjadi erupsi.   
Wakil Bupati Malang H Ahmad Subhan menjelaskan di wilayah Kabupaten Malang ada enam desa di dua kecamatan yang terdampak saat Gunung Kelud terjadi erupsi. Seperti di wilayah Desa Pondok Agung, Kecamatan Kasembon, sangat dekat dengan Gunung Kelud, yakni berjarak 6 kilometer. Selanjutnya, selain Desa Pondok Agung yang terdekat dengan gunung tersebut, ada lima desa lagi di wilayah Kecamatan Ngantang juga sangat dekat Gunung Kelud, yaitu  Desa Pagersari, Sidodadi, Ngantru, Pandesari, dan Baturejo.
“Namun, dari lima desa tersebut yang paling dekat ketika Gunung Kelud jika terjadi erupsi yakni Desa Pagersari dan Sidodadi. Sehingga dengan informasi yang disampaikan Pusat Vulkanologi Badan Meteorologi dan Geofisika (PVBMG) kepada Pemkab Malang, maka BPBD kita perintahkan untuk mempersiapkan personel dan peralatan pendukung serta logistic bila Gunung Kelud erupsi,” paparnya.
Informasi yang disampaikan PVBMG pada Pemkab Malang, pada Selasa (11/2) malam kemarin, Gunung Kelud memunculkan pergerakan fluida ke puncak dan gempa hybrid. Dari penjelasan PVBMG, lanjut Subhan, fluida merupakan cairan di dalam magma yang tersusun dari partikel bisa berupa uap, gas dan campuran lain. Sementara, gempa hybrid adalah kompilasi antara gempa vulkanik dalam dan dangkal. “Bila fluida dan hybrid  bercampur dengan gempa, akan terjadi aliran magma menerobos ke puncak gunung,” kata dia.
Sementara itu, ia juga menjelaskan, BPBD Kabupaten Malang sudah menyiapkan jalur evakuasi dan tempat evakuasi warga. Sehingga jika Gunung Kelud meletus, maka warga akan dievakuasi ke tempat yang aman dari letusan gunung tersebut. Selain itu, kendaran untuk mengangkut warga sudah kita siapkan, dan bahkan hingga dapur umum sudah kita siapkan.
Sementara itu Tim Tagana Jatim bersama tagana kab/kota sudah menyiapkan jalur evakuasi di Blitar jika memang terjadi erupsi Gunung Kelud. Di Blitar ada 5 desa yang masuk dalam Kampung Siaga Bencana (KSB).
“Kami sudah siapkan pemetaannya dan evakuasi serta jalan alternatif terakhir. Pendistribusian bantuan sudah siap. Meskipun warga ada yang terpengaruh isu tidak jelas dan mengungsi, tempat pengungsian sudah siap melayani,” kata koordinator Tagana Jatim Alex ketika dikonfirmasi Bhirawa, Rabu 12/2).
Di Desa Penataran. titik kumpul satu berada di rumah Mbah Agung Dusun Kali Bladak. Selanjutnya titik kumpul dua berada di Pos Perhutani, dan tempat evakuasi di Kantor Kecamatan Nglegok dengan jarak  tempuh 3-5 km (30 – 60 menit).
Desa Sumber Asri, titik kumpul satu berada di rumah Ketua KSB, titik kumpul dua di rumah Kasun (Kepala Dusun) di Dusun Gambar, titik kumpul tiga di Kantor Desa Sumber Asri, dan tempat evakuasi di kantor Kecamatan Nglegok dengan jarak  tempuh 6 – 8 Km (60 menit).

Untuk transportasi, di lima desa itu sudah ada sarana motor, mobil pribadi, truk, dan sistem komunikasi ( kentongan dan radio komunikasi ), piket siskamling. Sedangkan posko logistik berada di Dinas Sosial. Sementara kesiapan potensi Tagana juga telah diperhitungkan. [cyn,rac]