70 Persen Lulusan Tak Bisa Masuk Sekolah Kawasan

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Nilai UN 5.376 Siswa Surabaya di Bawah Standar
Dindik Surabaya, Bhirawa
Pengumuman nilai Ujian Nasional (UN) SMP/MTs di Surabaya terasa lebih menegangkan dibandingkan pengumuman SMA/SMK lalu. Karena meski tak dijadikan penentu kelulusan, nilai UN SMP ini akan menjadi kunci bagi siswa untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya. Termasuk sebagai syarat mengikuti seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sekolah kawasan.
Seperti diketahui, syarat mendaftar sekolah kawasan ialah mendapat nilai rata-rata minimal 85 dengan nilai minimal per mata pelajaran 75. Sedangkan 70 persen lebih dari total peserta UN SMP Surabaya sebanyak 43.090 memperoleh nilai rata-rata di bawah 85. Otomatis, mereka pun tak memiliki kesempatan untuk masuk ke sekolah yang difavoritkan itu.
Secara rinci, data dari Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim menyebutkan, nilai rata-rata UN antara 90-99 diraih oleh 2.098 siswa (4,87%) dan 80-89,9 diraih oleh 12.113 (28,11). Di range ini, total siswa yang memperoleh nilai dari 80 – 99 sekitar 32 persen. “Tapi grade yang diminta untuk sekolah kawasan kan rata-rata 85. Jadi bisa saja yang masuk persyaratan untuk sekolah kawasan itu kurang dari 30 persen,” tutur Kasie Kurikulum Dindik Jatim Eka Ananda saat ditemui, Selasa (9/6).
Di bawah itu, rata-rata nilai di range 70-79,9 terdapat 11.849 siswa (27,5%), 60 – 69,9 terdapat 7.888 siswa (18,31%), 55,1 -59,9 terdapat 2.578 siswa (5,98%). Sedangkan siswa yang memperoleh nilai rata-rata kurang dari 55 alias di bawah standar kompetensi minimal terdapat 6.564 siswa (15,23%). Sedangkan nilai rata-rata Kota Surabaya secara umum sebesar 285,42. Dengan rincian per mata pelajaran, Bahasa Indonesia 75,84, Bahasa Inggris 70,48, Matematika 64,81 dan IPA 74,29.
“Jika melihat nilai rata-rata secara keseluruhan, potensi siswa yang bisa ikut dalam seleksi sekolah kawasan ini akan cukup rendah. Bagaimana menanggapinya itu tergantung Surabaya,” tambah dia.
Kalau nilai rata-rata minimalnya tidak diturunkan, lanjut dia, maka seleksi PPDB sekolah kawasan ini bisa sangat longgar.
Menanggapi hal ini, Kepala Dindik Surabaya Ikhsan mengungkapkan, standar yang saat ini telah ditetapkan dalam PPDB sekolah kawasan masih bisa dikaji kembali. Artinya, jika peluang siswa yang masuk dalam kualifikasi terlalu sedikit, maka grade-nya bisa dikurangi. “Pengalaman dua tahun ini kita juga demikian. Dari nilai rata-rata yang ditetapkan minimal 8,5 diturunkan menjadi 8,” tutur Ikhsan.
Ikhsan mengungkapkan, sampai saat ini baik siswa yang berpeluang masuk sekolah kawasan maupun pagu yang tersedia belum selesai dihitung. Pihaknya akan menggunakan pertimbangan pagu dan nilai rata-rata UN siswa Surabaya untuk menentukan syarat mengikuti seleksi PPDB sekolah kawasan. “Kita akan hitung sampai bertemu angka persaingan satu banding dua atau satu banding tiga,” tutur Ikhsan.
Meski nilai rata-rata UN Surabaya tidak terlalu tinggi, Ikhsan tetap bangga karena hasil UN di Surabaya lebih tinggi di banding provinsi. “Dari semua mapel yang diujikan, rata-rata nilai Surabaya secara keseluruhan lebih tinggi dari provinsi,” tutur dia.
Ikhsan menuturkan, persaingan masuk ke SMA kawasan memang tidak perlu terlalu ketat. Karena memang tidak semua siswa harus masuk ke sekolah tersebut. Ada pilihan lain seperti SMK, dan sekolah yang masih satu rumpun dari asalnya, seperti Petra, Muhammadiyah atau Maarif. “Tren SMK sekarang sudah naik. Banyak siswa yang justru memilih SMK daripada SMA kawasan,” kata dia.
Lebih lanjut Ikhsan mengatakan, Rabu (10/6) hari ini, hasil UN ini akan diumumkan oleh sekolah ke siswa. Berikut dengan pengumuman lulus yang sudah ditentukan oleh sekolah. Karena itu, pihaknya mengimbau kepada seluruh siswa agar tetap berada di rumah. Sebab, guru atau petugas dari sekolah bisa mengantar hasil UN ini ke rumah. Selain itu, pengumuman kelulusan juga bisa diakses melalui website Dindik Surabaya atau sekolah masing-masing.
“Tidak usah menanggapi kelulusan ini dengan terlalu berlebihan. Karena siswa masih harus mempersiapkan diri mengikuti PPDB ke jenjang berikutnya,” pungkas Ikhsan. [tam]

Tags: