900 Penyandang Tuna Runggu Terima ABD

Ketua KoPPI Yaqud Ananda Gudban menyaksikan langsung pemasangan alat bantu dengar kepada salah satu pasien tuna rungu Kamis (4/8) kemarin.

Kota Malang, Bhirawa
Kerjasama Kementerian Sosial RI, Starkey Foundation, dan Komunitas Perempuan Peduli Indonesia (KoPPI), Kamis (4/8) kemarin memberikan bantuan Alat Bantu Dengar (ABD)  kepada  900 orang penyandang tuna rungu di Malang.
Ketua KoPPI, Ya’qud Ananda Gudban, disela-sela memberikan bantuan, mengutarakan, dengan bantuan ABD itu, diharapkan   bisa mengubah hidup warga penerima bantuan menjadi lebih baik.
“Bantuan tidak hanya berupa alat bantu dengar, tetapi Starkey juga akan rutin menanyakan bagaimana perkembangan hidup warga yang sudah menggunakan alat bantu dengar ini,”tuturnya.
Alat bantu dengar ini sangat penting, untuk menunjang komunikasi yang lebih baik, bagi penderita tuna rungu. Setelah mampu melakukan komunikasi akan terjadi interaksi yang baik dalam melakukan aktifitasnya.  Apalagi ABD itu, pada saat diberikan  kepada warga tuna runggu benar-benar di cek tingkat kepekaannya. Sehingga mereka mampu mendengar degat efektif seperti halnya masyarakat pada umumnya.
“Ini upaya kita untuk bisa berbuat yang lebih  kepada masyarakat, sebab para penyandang tuna rungu itu memiliki hak untuk berkomunikasi dengan sesamanya,”imbuh wanita yang kerap diapa Bu Nanda itu.
Sementara itu, Langgeng Setiawan, Kasie Monitoring dan Evaluasi Kementrian Sosial RI mengatakan, bantuan ini merupakan yang pertama kali diberikan pada warga Malang. Meski kerjasama Kemensos dan Starkey telah terjalin sejak tahun 2015.
“Kerjasama dengan Starkey sudah memasuki tahun ketiga, di tahun 2015 kami memberikan bantuan serupa untuk 3 ribu warga, dan di tahun 2016 bantuan untuk 8 ribu penyadang tuna rungu di Indonesia,” ujar Langgeng.
Bantuan alat dengar ini, sambung Langgeng, memiliki garansi seumur hidup. Bahkan Starkey juga melakukan monitoring bagi warga penerima bantuan. Monitoring tersebut dilakukan di Dinas Sosial setempat.
“Setiap bulan akan ada pelayanan bagi warga penerima alat bantu dengar, misal jika ada kerusakan atau gangguan alat,” katanya.
Bagi warga yang ingin mendapatkan bantuan, bisa mendaftarkan diri secara online melalui Starkey. “Ke depan, bantuan tidak hanya diberikan pada penyandang disabilitas tuna rungu, namun juga penyandang disabilitas lainnya,” tandas Langgeng.
Salah satu penerima ABD Mahfud Jayadi, mengaku senang dengan bantuan yang diberikan oleh Starkey Hearing Foundation bekerjasama dengan Kementrian Sosial RI, sebab kini bisa mendengar dengan sempurna.
Selama ini ia merasa kesulitan untuk menangkap suara sejak masih balita. Kkarena telinganya hanya bisa mendengar sebagian dari percakapannya dengan orang lain. Sekarang bisa mendengar denga baik.
“Mulai bayi, saya hanya bisa separo  dengar. Apalagi kalau ada pertanyaan sulit, pasti susah mendengarnya,” ungkapnya.
Menurutnya, bantuan ini setidaknya bisa mengurangi penderitaannya selama ini. Sebab dengan begitu, ia bisa berkomunikasi dengan orang lain dengan normal. Sebelumnya ia sudah sempat periksa, namun tak mampu untuk membeli alat dengar karena harganya berkisar Rp 3 juta.
“Sekarang sudah jelas, tidak perlu menggunakan bahasa isyarat lagi. Alhamdulillah,” tandas pria yang berprofesi sebagai tukang kebun ini. [mut]

Rate this article!
Tags: