Jembatan Tua Sonopatik di Nganjuk Ambrol

Dibangun tahun 1980, jembatan Desa Sonopatik Kecamatan Berbek ambrol setelah air Sungai Konang meluap.(ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Kerusakan sarana dan prasarana di Kabupaten Nganjuk semakin menjadi, satu lagi jembatan Desa Sonopatik Kecamatan Berbek, ambrol sekitar pukul 18.30. Akibatnya akses transportasi warga Desa Sonopatik, Desa Bulu dan Desa Sumberurip terputus dan harus memutar lewat Kecamatan Bagor jika mereka ingin menuju Kota Nganjuk.
Dua hari sebelum jembatan benar-benar ambrol, pada ujung jembatan terjadi rekahan akibat tanah dibawahnya tergerus air sungai setelah hujan yang cukup deras. Selasa (21/3) kemarin, badan jembatan yang telah keropos itu benar-benar ambrol sehingga praktis tidak bisa dilewati manusia apalagi kendaraan bermotor. “Penyebabnya air sungai dibawah jembatan meluap, lalu menggerus pondasi jembatan,” ujar Supardi perangkat desa setempat.
Dikatakan Supardi, beruntung saat jembatan ambrol tidak ada warga yang jadi korban meskipun siang itu banyak yang melintasi  jembatan. Pantauan di lokasi, titik kerusakan ada di salah satu sisi gelagar jembatan, dengan garis patahan di seluruh badan jalan. Sementara tanah di bagian bawah pondasi juga terus terkikis.
Saat jembatan ambrol, warga yang tinggal tidak jauh dari jembatan mendengar suara gemuruh yang cukup keras. Wargapun mendatangi lokasi jembatan yang ambrol dan melapor ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nganjuk. “Jembatan ini jalan penghubung utama Dusun Jamusan dan Dusun Pacar di Desa Sonopatik,” ujar Supardi yang ditemui Bhirawa di lokasi kejadian.
Kepala BPBD Nganjuk Ir Soekonjono menyatakan telah menerima laporan, pihaknya langsung menuju ke lokasi. Sekitar pukul 20.00, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD mengecek kondisi jembatan. ”Harus segera ada perbaikan. Sebab, jembatan ini merupakan salah satu akses utama,” kata Soekonjono.
Soekonjono menambahkan, jembatan Desa Sonopatik dibangun tahun 1980. Jembatan tersebut baru diperbaiki pada 2013. Dalam perawatannya, jembatan memperoleh dana Rp 91 juta dari desa. Dengan ambrolnya jembatan Sonopatik, Soekonjono berharap Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) segera melakukan perbaikan, sehingga jembatan dapat segera difungsikan kembali. ”Jembatan  Desa Sonopatik menjadi pantauan BPBD karena merupakan jembatan tua,” pungkas Soekonjono. [ris]

Tags: