Ada Permainan Harga Gula, Gubernur Akan Surati Menteri BUMN

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Gubernur Jatim Dr H Soekarwo bakal mengirim surat kepada Menteri BUMN dan Menko Perekonomian yang isinya mempertanyakan kenapa pabrik gula mengambil keuntungan terlalu tinggi. Akibatnya, harga gula di pasar sejumlah daerah di Jatim melonjak hingga Rp 17.000 per kg.
“Saya tidak setuju kalau perusahaan negara seperti BUMN mengambil keuntungan terlalu tinggi. Fungsi BUMN itu tidak seperti itu. Kalau pabrik gula menjual harga terlalu mahal, pasti harga jual di pasaran juga akan mahal. Ini tentu sangat memberatkan masyarakat,” kata Gubernur Soekarwo ditemui di Kantor Gubernur Jatim, Rabu (25/5).
Menurut dia, dalam surat yang bakal dikirim tersebut bukan sekadar menanyakan pada umumnya. Tapi lebih dari setengah penegasan apakah elok perusahaan BUMN mengambil untung terlalu besar, tapi sangat membebani masyarakat. Sebab setelah dia urut permasalahan mahalnya harga gula justru ada di pabrik gula.
Seperti diberitakan sebelumnya, Gubernur Soekarwo mencium adanya permainan harga yang dilakukan pabrik gula dengan cara menjual ke distributor pertama dengan harga sangat mahal yakni mencapai Rp 13.800 per kg. Untuk itu, jika pabrik gula menjual Rp 13.800 per kg ke distributor pertama, maka harga gula di pasaran bisa dipastikan akan lebih dari Rp 15 ribu per kg. Apalagi, distributor gula biasanya mencapai empat hingga lima lapis sehingga harga gula sampai ke konsumen akan bertambah mahal.
Menurut dia, tindakan yang dilakukan perusahaan BUMN dengan menjual harga gula terlalu tinggi ini bisa masuk ranah tindakan pidana ekonomi. Sebab mereka mengambil keuntungan di tengah kesulitan pasar.
“Dalam pertemuan dengan pengusaha gula dan pabrik gula saya mengundang Kapolda agar penegak hukum mengambil langkah yang dibutuhkan,” tutur Pakde Karwo, sapaan lekat Gubernur Soekarwo.
Sementara itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jatim mulai melakukan pemantauan di sejumlah gudang. Mereka memeriksa harga dari produsen ke distributor pertama. Selanjutnya mereka juga memantau perubahan harga dari distributor kedua dan ketiga, hingga sampai ke pedagang. “Kuncinya ada di harga lelang dari produsen ke distributor pertama,” kata Kepala Disperindag Jatim Dr M Ardi Prasetiawan MEng SC, ME.
Menurut Ardi, kenaikan harga gula dalam sebulan terakhir melebihi batas normal. Antara April-Mei, kenaikan mencapai lebih dari 20 persen. Karena itu pihaknya akan memantau mulai dari ketersediaan barang, harga beli, hingga harga jualnya.
Untuk sementara waktu, Disperindag menyediakan gula murah dengan harga Rp 12 ribu per kg dari kegiatan pasar murah. Kegiatan yang diadakan hingga H-3 Lebaran itu menyediakan gula putih dari Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI). “Supaya masyarakat tidak panik, gula PPI ada kok, harganya murah,” tuturnya.
Selain itu, mulai Minggu (29/5) nanti juga akan diadakan kegiatan operasi pasar serentak di 78 pasar se-Jatim. Kegiatan dibuka oleh Gubernur Jatim Soekarwo di Gedung Negara Grahadi. Di sana juga akan diadakan operasi pasar sejak pukul 06.00.
Tingginya harga gula saat ini juga menjadi fokus perhatian pemerintah pusat. Kemarin tim dari Kementerian Perdagangan RI terjun langsung ke pasar di Surabaya. Menurut pantauan mereka, stok gula di pasaran sebenarnya masih aman.
Tingginya harga di pasaran meski stok dinyatakan aman menjadi bahan evaluasi tersendiri bagi tim Kemendag di pemerintah pusat. Menurut mereka, perlu diadakan pengecekan hingga ke tingkat distributor. “Info harga tergantung distributor. Sedangkan pasar merupakan pengecer terakhir,” ujar Kepala Pusat Pengkajian Perdagangan Luar Negeri Kemendag RI Kasan saat ditemui di Pasar Tambakrejo.
Kasan mengatakan, sebelumnya Kemendag sudah menggelar rapat untuk membahas penanganan harga menjelang Ramadan. Hasil rapat itu ditindaklanjuti dengan pemantauan langsung harga kebutuhan pokok di pasaran. Mereka menghimpun informasi jika terjadi gejolak harga.
Menurut Kasan, dengan stok yang mencukupi, seharusnya harga gula mulai turun ke posisi normal. Namun, hingga saat ini rupanya masih bertahan di angka yang sama dengan sebulan terakhir. Bahkan belum menunjukkan tanda-tanda penurunan. Padahal sudah dilakukan kegiatan pasar murah untuk menstabilkan harga.

OP Dibatasi 3 Kg
Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Surabaya menggelar operasi pasar seiring dengan melonjaknya harga kebutuhan pokok terutama gula dan telur.Staf pengawas barang dan jasa Disperdagin Kota Surabaya, Abdullah Mujadid membenarkan kenaikan gula dan telur mencapai antara Rp 3 ribu hingga Rp 5 ribu per kg. “Karena itu operasi pasar ini digelar. Ini sudah gelombang kedua. Yang pertama sudah bulan lalu,” ujarnya saat menggelar operasi pasar di Jalan Putat Jaya Lebar IV B, Rabu (25/5) kemarin.
Disperindag menyediakan empat jenis komoditi sembako untuk dapat dibeli warga. Bahan pokok tersebut adalah gula pasir, minyak goreng, beras dan telur. Untuk harga gula, dijual Rp 13 ribu per kg, minyak goreng Rp 11 ribu per liter, beras 5 kilogram dengan harga Rp 42 ribu dan telur Rp 19 ribu per kg.
Menurut Abdullah, setiap warga dibebaskan untuk membeli barang kebutuhan pokok yang dijual. Namun, untuk kebutuhan gula, warga dibatasi membeli hanya tiga kilogram. “Untuk 3 barang lain tetap dijual selama persediaan masih ada danĀ  bebas dibeli dengan jumlah berapapun. Kami dapat harga murah karena ambil di distributor langsung,” ucapnya.
Ia menambahkan, untuk operasi pasar gelombang kedua direncanakan akan digelar di 10 titik atau di 10 kecamatan. Kemarin, digelar di titik lima dan titik enam yang berada di Kecamatan Sawahan dan Kecamatan Simokerto.
Camat Sawahan Yunus di tempat yang sama mengharapkan agar ada lagi operasi pasar di tempatnya. Pihaknya berjanji akan mengawasi agar pelaksanaan operasi pasar bisa tepat sasaran. “Kami mengetahui siapa saja yang beli barang pokok ini yaitu masyarakat yang kurang mampu. Dan operasi pasar ini untuk membantu mereka,” kata Yunus. [iib,geh]

Tags: