Air Terjun ‘Parijoto’ Destinasi Wisata Kab.Kediri

Air Terjun Parijoto. Lokasi wisata ini berada di Kecamatan Mojo, tepatnya berada di perbatasan antara Desa Pamongan dan Desa Blimbing.

Air Terjun Parijoto. Lokasi wisata ini berada di Kecamatan Mojo, tepatnya berada di perbatasan antara Desa Pamongan dan Desa Blimbing.

Kab.Kediri, Bhirawa.
Satu lagi pesona wisata di Kabupaten Kediri yang patut masuk dalam daftar traveling anda  bagi penikmat olahraga ‘trabasan alas atau pencinta alam’ baik menggunakan sepeda motor trail maupun tracking dengan berjalan kaki. Destinasi wisata ini adalah Air Terjun Parijoto. Lokasi wisata ini berada di Kecamatan Mojo, tepatnya berada di perbatasan antara Desa Pamongan dan Desa Blimbing.
Bagi pencinta tracking, untuk mencapai ke Lokasi Air Terjun Parijotho yang berlokasi di sebelah timur lereng Gunung Wilis ini, dari Kantor Kecamatan Mojo menuju barat berjarak total sekitar 21 Kilometer. Jalan beraspal mulus sepanjang 14 Km yang dapat dilalui dengan mobil hingga berakhir di pertigaan terakhir jalan beraspal di Dusun Tumpakdoro, Desa Pamongan.
Selanjutnya dari sini perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri jalan setapak yang hanya bisa dilewati kendaraan sepeda motor trail atau sepeda motor lainnya sejauh tujuh kilometer. Hanya saja bila menggunakan sepeda motor biasa harus parkir di Jembatan Duren (jembatan kayu) dan melanjutkan dengan jalan kaki sejauh tiga kilometer.
Sepanjang perjalanan anda akan disuguhi pemandangan asri Hutan Lindung khas Gunung Wilis. Flora dan fauna yang masih alami menjanjikan ketenangan untuk dapat melepaskan kepenatan pikiran akibat aktivitas sehari-hari. Dan untuk menempuh perjalan ini membutuhkan kondisi fisik yang prima sebab untuk menuju air terjun ini medan yang dilalui akan menguras tenaga, memacu adrenalin dan menuntut konsentrasi.
Sebagai gambaran, sepanjang jalan setapak sejauh tiga kilometer tersebut berupa jalan tanah terjal mengarah naik dan menuruni bukit. Di bagian kilometer akhir perjalanan anda diuji nyali naik dan turun bukit di tengah hutan lebat Gunung Wilis dengan kemiringan tanah diatas 60 derajat. Bahkan finisnya anda ditantang menuruni tebing batu setinggi enam meter menggunakan tali tambang sebelum tiba di Air Terjun Parijotho. Total dari Dusun Tapakdoro memakan waktu kurang lebih akan ditempuh selama 1 jam perjalanan jalan kaki dengan santai.
Namun semua rasa lelah terbayar akan pemandangan indah air terjun ini. Dingin dan sejuknya air langsung menyambut kaki ketika menapak. Begitu lega rasanya dan seakan seluruh beban terasa hilang saat berdiri di bawah derasnya air terjun yang masih ‘perawan’ ini. Air terjun Parijotho ini mengucur deras dari atas tebing setinggi 20 meter dan memiliki tiga tingkatan air terjun yang sangat indah. Batu-batu besar dan pohon raksasa berusia ratusan tahun menambah keindahan yang tercipta.
Sementara itu, dari cerita  Kepala Desa Pamongan, Marsait, Nama Parijoto sendiri berasal dari sebuah legenda masyarakat. Menurutnya konon pada zaman  dahulu ada seorang wanita penjual jamu gendong yang tinggal di sekitar Desa Pamongan.
“Suatu ketika wanita penjual jamu tersebut berjualan jamu dengan berjalan kaki melewati kawasan air terjun. Dalam berjualan, penjual jamu gendong tersebut membawa jamunya dan juga membawa bibit padi yang siap untuk ditanam.” ungkap Marsait.
Namun, lanjut Marsait  sewaktu melintas di kawasan air terjun wanita tersebut terpeleset dan jatuh dan jamu yang digendongnya jatuh di sebelah utara air terjun, sedangkan bibit padinya jatuh di sebelah selatan air terjun. “Sejak saat itu air terjun yang berada di Desa Pamongan Kecamatan Mojo tersebut diberi nama Air Terjun Parijotho. Dari kata Pari yang berarti Padi dan Jotho berarti Sejengkal atau Sedikit,” tandasnya. [van]

Tags: