Akhir Pencarian Korban Tanah Longsor Nganjuk Tanpa Hasil

Proses pencarian lima korban tanah longsor di Dusun Dlopo Desa Kepel Kecamatan Ngetos masih nihil hingga hari terakhir, Rabu (19/4). [ristika]

Nganjuk, Bhirawa
Hari terakhir proses pencarian, penyelamatan dan evakuasi lima korban tanah longsor di Dusun Dlopo Desa Kepel Kecamatan Ngetos Kabupaten Nganjuk belum menemui titik terang. Delapan unit alat berat telah dikerahkan dan ratusan personel gabungan sudah bekerja maksimal, namun belum ada korban yang ditemukan.
Sementara evaluasi di Posko tanggap darurat yang dipimpin oleh Komandan Kodim 0810 Nganjuk Letkol Arh Sri Rusyono dan  melibatkan unsur TNI, Polri, Basarnas, BNPB, BPBD, Tagana, Satpol PP, dan berbagai organisasi relawan lainnya, termasuk perangkat desa setempat dan perwakilan keluarga para korban memutuskan bahwa proses pencarian korban longsor berakhir, Rabu (19/4).
Selanjutnya mulai Kamis hingga Minggu akan dilaksanakan pembersihan lokasi longsor, termasuk akar pohon yang masih berserakan. “Kami tetap berharap doa dari semua pihak semoga di hari terakhir (Rabu kemarin) pencarian ada keajaiban dan seluruh korban bisa ditemukan,” harap Letkol Sri Rusyono.
Senada dengan Letkol Arh Sri Rusyono, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nganjuk Ir Soekonjono juga menegaskan berdasarkan kondisi lokasi dan pertimbangan dari pihak keluarga yang sudah ikhlas, proses pencarian korban akan diakhiri. Sementara Posko tanggap darurat akan tetap aktif hingga Minggu (23/4). “Sementara proses pencarian berakhir, namun Posko akan tetap aktif hingga tiga hari ke depan,” tandas Soekonjono.
Di antara keluarga korban tanah longsor yang paling merasakan kehilangan adalah pasangan suami istri Askan (50) dan Hartini (45). Pasangan suami istri asal Dusun Sumberbendo Desa Ngetos tersebut kehilangan dua anak sekaligus, Bambang Donny Ardiansyah (23) dan Bayu Ragil Permana (14).  Jasad kakak beradik yang turut menjadi korban tertimbun tanah longsor,  sampai saat ini belum berhasil ditemukan. Kondisi itu membuat batin Askan dan Hartini belum bisa sepenuhnya lega. Meskipun, mereka mengaku ikhlas menerima kenyataan bahwa kedua anaknya sudah tiada.
Askan, ayah Donny dan Bayu bercerita, bahwa sebelum kejadian tidak mendapat firasat apapun. Ia bahkan menyebut kedua puteranya itu belum sempat berpamitan saat meninggalkan rumah menuju bukit tempat kejadian longsor. Donny merupakan anak sulung dari tiga bersaudara, sementara Bayu merupakan anak bungsu. “Donny dulu ikut pecinta alam. Saya tidak menyangka dia mengajak adiknya (Bayu) melihat longsor,” ujar Aksan lirih.
Pihak keluarga korban saat ini sudah ikhlas, apapun hasil akhir pencarian nanti. Baik orangtua Donny dan Bayu, maupun keluarga tiga korban lainnya yakni Paidi (55), Dwi Yulianto (17) dan Mohammad Koderi (15). Hanya saja, sampai akhir masa tanggap darurat, mereka tetap berdoa dan berharap ada keajaiban dengan ditemukannya jasad korban tanah longsor di Dusun Dlopo Desa Kepel Kecamatan Ngetos. [ris]

Tags: