Pemprov, Bhirawa
Puluhan massa 16 elemen ormas yang tergabung dalam Koalisi Anti Kekerasan (KAK) menggelar aksi keprihatinan terhadap insiden penembakan aktivis anti korupsi asal Bangkalan Madura, Mathur Husyairi (47). Dalam aksinya, mereka menuntut pihak kepolisian untuk segera menemukan penembak dan mengadilinya.
“Kami sangat menentang kekerasan dan penembakan di Indonesia, termasuk insiden di Madura beberapa waktu lalu. Pihak kepolisian harus mengusut tuntas kasus ini,” kata Koordinator Aksi Edi Firmanto di sela unjuk rasa di depan Gedung Negara Grahadi, Kamis (22/1).
Sembari membawa dan membentangkan sejumlah poster yang bertuliskan kecaman terhadap insiden tersebut, para pendemo yang datang mengendarai mobil bak terbuka bergantian berorasi dan membagikan selebaran bertuliskan kecaman terhadap kekerasan.
Mereka berorasi meminta polisi mengusut tuntas kasus ini, hingga pelaku dan motif penembakan terkuak. Termasuk dalang di balik penembakan yang menyebabkan Mathur sampai sekarang masih dirawat intensif di RSU Dr Soetomo.
“Polisi harus menuntaskan kasus tersebut jangan sampai bertambah panjang karena tidak hanya sekali ini saja terjadi teror yang kerap diterima para aktivis, khususnya pegiat anti korupsi. Korban Mathur sering menerima teror, bahkan beberapa waktu lalu pernah dilempar bom molotov di rumahnya,” katanya.
Aksi keprihatinan ini sempat membuat jalan di depan Gedung Grahadi tersendat, karena pendemo melakukan aksinya di dua lajur dan mendapat penjagaan ketat dari kepolisian. Beberapa demonstran juga membagikan selebaran yang isinya mengecam penembakan tersebut kepada pengendara yang lewat di Jalan Gubernru Suryo Surabaya.
Untuk diketahui Mathur Husyairi menjadi korban penembakan orang tak dikenal di Bangkalan pada Selasa sekitar pukul 02.00 dini hari di rumahnya di Jalan Teuku Umar. Selama ini dia dikenal sebagai aktivis vokal. Mathur selama ini juga mendukung pengusutan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh KPK dengan tersangka mantan Bupati Bangkalan RKH Fuad Amin Imron.
Sementara itu berdasarkan hasil uji laboratorium Polda Jatim, sesuai proyektil yang dikeluarkan dari tubuh Mathur diketahui senjata yang digunakan untuk menembak aktivis anti korupsi dipastikan menggunakan senjata rakitan dengan kaliber 9 mm. “Sesuai faks yang kami terima, senjata pelaku penembakan adalah senjata rakitan,” ujar Kapolres Bangkalan AKBP Sulistiyono.
Lanjut Sulistiyono, dalam kasus penembakan ini, ditangani sepenuhnya oleh Polres Bangkalan dibantu penuh oleh Polda Jatim dan telah dibentuk tim sebanyak 12 orang. “Kita terus melakukan penyelidikan dan semoga segera terungkap pelakunya,” imbuhnya. [iib,bed]