Amandel Kerap Menjangkiti Anak

Surabaya, Bhirawa
Siapa yang tidak tahu amandel. Penyakit yang kerap menjangkiti anak ini dinilai sangat mengganggu kesehatan penderitanya. Tak anyal penyakit amandel kronis yang diderita anak akan sulit disembuhkan jika tidak segera ditangani
”Amandel yang dikenal masyarakat merupakan tonsil, salah satu kelenjar getah bening. Selain tonsil, ada jaringan limfoid lainnya di belakang hidung dan lidah. ,” papar dr Olivia Tantana SpTHT-KL, spesialis penyakit THT-KL RS Katolik St Vincentius A Paulo, Surabaya.
Olivia menjelaskan, jaringan limfoid yang membentuk cincin atau Waldeyer’s ring tersebut berfungsi sebagai pelindung mulut dari kuman dan virus.  ”Tapi, jika kondisi tubuh drop atau tenggorokan iritasi, tonsil bisa meradang,” lanjutnya. Dia menambahkan, gejala khasnya adalah rasa tidak nyaman di tenggorokan.
Menurutnya, radang amandel umumnya menyerang anak-anak pada rentang usia 5-10 tahun. Aandel kerap menyerang karena daya tahan tubuh belum terbentuk dengan baik. Apalagi, jika si kecil mengonsumsi makanan yang bersifat iritatif. Misalnya, makanan pedas dan yang mengandung zat adiktif. Namun, para orang tua tidak perlu khawatir. ”Bisa dicek sendiri, cukup buka mulut dan amati amandel,” ungkap Olivia.
Alumnus program spesialis Universitas Udayana tersebut mengungkapkan, pada penderita tonsillitis, amandel tampak membengkak dan kemerahan. Jika terinfeksi bakteri, muncul pula bercak putih alias detritus (nanah). Meski gejalanya sepele, penderita amandel wajib waspada. ”Jangan asal minum antibiotik,” tegas Olivia.
Ia mengatakan, tidak semua tonsillitis bersumber dari bakteri. Karena itu, tidak semua peradangan membutuhkan antibiotik. Yang paling penting, penderita tanggap terhadap gejala radang amandel. Jika tidak segera ditangani, radang amandel bisa membawa celaka. Terlebih, jika tonsillitis berlangsung lebih dari seminggu dan disertai gejala tambahan. Misalnya, nyeri tubuh dan panas tinggi.
”Jika sumbernya virus, bisa hilang tanpa obat. Kalau pencetusnya bakteri, bisa awet dan meracuni organ lain,” kata Ketua sub-bagian faringo & laringologi THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Dr dr Muhtarum Yusuf SpTHT-KL(K) FICS.
Ia menjelaskan, tonsillitis akibat bakteri terbagi menjadi dua golongan. Pertama, radang akut yang berlangsung dalam hitungan minggu seperti difteri. Kedua, radang kronis yang sulit disembuhkan dan bertahan. Contohnya, tuberkulosis. Tanpa penanganan yang baik, bakteri yang bersarang di tonsil bisa melepaskan racun. Menurutnya,, organ yang kerap jadi sasaran adalah ginjal dan jantung. ”Keluhannya radang ginjal, jantung rematik, serta radang otot jantung (endokarditis),” lanjutnya.
Dokter yang berpraktik di RSUD dr Soetomo Surabaya itu menyatakan, bakteri yang kerap jadi racun tersebut adalahStreptococcus beta-hemoliticus. Selain mengancam kesehatan, radang amandel yang cukup besar bisa mengurangi kualitas hidup. Pada anak-anak, mereka akan mengalami gangguan pola makan. ”Jika tonsil membesar, rasa nyeri makin parah. Mereka pun menolak makan,” tuturnya. Selain gangguan pola makan, penderita mengalamisleep-disordered breathing (SDB) atau gangguan pernapasan saat tidur. Gejala tersebut bisa diamati dari kebiasaan ngorok atau rasa sesak saat tidur,” paparnya. [dna]

Rate this article!
Tags: