Anggota Dewan Apresiasi Pembentukan Destana di Kabupaten Lumajang

Pembentukan Destana di Desa Selok Anyar, Kabupaten Lumajang dihadiri tiga anggota DPRD Jatim, Selasa (2/2).

BPBD Jatim, Bhirawa
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim menggelorakan peran Desa/Kelurahan Tangguh Bencana (Destana) di Jatim, sebagai upaya meningkatkan kapasitas masyarakat dalam penanggulangan bencana.

Pembentukan Destana kembali dilakukan di Desa Selok Anyar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Selasa (2/2).

Pembentukan Destana ini kian spesial dengan hadirnya tiga anggota DPRD Jatim, yakni Wakil Ketua Komisi E, Ir H. Artono MM dan dua anggota komisi E, Hari Putri Lestari dan Hj Umi Zahro.

Hadir juga Plt Kalaksa BPBD Jatim yang diwakili Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jatim, Gatot Soebroto; Kalaksa BPBD Kabupaten Lumajang, Indra Wibowo Leksana; Camat Pasirian, Trikondo Cahjono dan Kades Selok Anyar, Nur Hasim.

Acara pembentukan Destana dilakukan Wakil Ketua Komisi E, Artono. Dan ditandai dengan penyerahan simbolis bantuan masker oleh anggota Komisi E, Hj Umi Zahro dan penyerahan bibit pohon oleh Hari Putri Lestari kepada Kades Nur Hasyim.

Serta penanaman bibit pohon mangga dan srikaya di area Balai Desa Selok Anyar oleh ketiga anggota Komisi E DPRD Jatim.

“Apa yang dilakukan BPBD Jatim ini sangat bagus dan tepat. Terutama mengedukasi masyarakat tentang kesiapsigaan bencana, mengingat Jatim memiliki kerentanan bencana yang tinggi,” kata Wakil Ketua Komisi E, Artono.

Pembentukan Destana ini, sambung Artono, sangat berkesan dengan hadirnya Mobil Edukasi Penanggulangan Bencana (Mosipena). Mobil yang diperkenalkan di Balai Desa setempat, diakui Artono bisa mengedukasi masyarakat mengenai apa itu bencana alam dan upaya penanggulangannya.

Senada dengan Artono, dua anggota Komisi E lainnya, Hari Putri Lestari, politisi PDIP dan Umi Zahro, politisi PKB setuju mengusulkan tambahan jumlah Mosipena yang dikelola BPBD Jatim. Itu dikarenakan fungsi dari Mosipena ini sangatlah penting bagi masyarakat umum.

“Di 38 Kabupaten/Kota yang semuanya memiliki kerentanan bencana, jumlah satu unit Mosipena tentu masih kurang. Idealnya, setiap daerah memiliki satu Mosipena. Hanya tentu, prosesnya harus bertahap,” ucap Hari Putri Lestari.

Pihaknya pun juga akan mengupayakan Mosipena di Lumajang. “Kalau untuk Lumajang, nanti saya usulkan melalui bupatinya, Cak Thoriq. Sebab ini penting untuk mengedukasi masyarakat,” ungkapnya.

Sementara itu, Gatot Soebroto menambahkan, Jawa Timur merupakan etalase bencana di tanah air. Sebab, semua jenis bencana di Indonesia juga berpotensi terjadi di Jatim. Termasuk, bencana likuefaksi (tanah bergerak) yang pernah terjadi di Palu, beberapa tahun lalu.

Terkait pembentukan Destana, Gatot menegaskan jika tahun ini BPBD Jatim akan membentuk 40 Destana. Dengan tambahan ini, jumlah total Destana di Jatim akan berjumlah 702 Desa/Kelurahan.

“Tapi angka itu masih jauh dari jumlah Desa rawan bencana di Jatim yang jumlahnya sekitar 2.742 Desa/Kelurahan,” terangnya.

Selain di Lumajang, pembentukan Destana hari ini juga dilangsungkan di tiga lokasi lain, yakni, Kelurahan Kepel Kecamatan Bugul Kidul Kota Pasuruan, Desa Kedungpanji Kecamatan Lembeyan Kabupaten Magetan dan Desa Banjarjo Kecamatan Kebonagung Kabupaten Pacitan.

Khusus di Kota Pasuruan, pembentukan Destana juga dihadiri anggota Komisi E DPRD Jatim, Hasan Irsyad, dengan didampingi Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Jatim, Andika N. Sudigda. [bed]

Tags: