Angka Bebas Jentik Kota Surabaya Meningkat

Surabaya, Bhirawa
Angka Bebas Jentik (ABJ) kota Surabaya meningkat hingga 90 persen. Peningkatan ABJ ini disimpulkan kota Surabaya bisa dikatakan bebas dari jentik nyamuk.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Drg. Febria Rachmanita menjelaskan, Angka Bebas Jentik (ABJ) ini diperoleh dari jumlah penderita di wilayah tersebut, kemudian dibagi jumlah penderita total dan dikalikan angka 100 persen. Hasilnya, merupakan nilai Angka Bebas Jentik (ABJ).
“Apabila nilai ABJ tinggi, itu berarti jumlah penderita di wilayah tersebut sedikit dan menunjukkan di wilayah itu merupakan wilayah yang sehat,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
Kadinkes mengatakan, dipilihnya Kecamatan Sememi dalam Gebyar PSN DBD karena di wilayah tersebut, nilai ABJ hanya mencapai 59%. Sedangkan standar nilai ABJ, idealnya berada di angka 95%.
“Dulu di Surabaya utara nilai ABJ-nya juga sekitar 50%, tapi sekarang sudah 94%. Padahal Surabaya Utara paling susah tapi saat ini sudah bisa,” katanya.
Untuk itu, Kadinkes juga mengimbau, masyarakat harus mau seminggu sekali untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
“Semua harus bergerak, karena kadang-kadang ada rumah-rumah dan kantor yang tidak mau dibuka. Padahal, kita belum tahu disana ada jentik atau tidak,” ujarnya.
Berdasarkan data yang dimiliki Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Kepala dinas kesehatan, drg. Febria Rachmanita mengatakan, jumlah penderita DBD tahun 2015 mencapai 900 orang, sedangkan pada tahun 2016 mengalami sedikit peningkatan mencapai 920 orang.
“Sebenarnya ada penurunan pada bulan Januari hingga bulan September, namun kembali meningkat seiring memasuki musim hujan di bulan Oktober hingga Desember kemarin,” katanya.
Sementara itu, angka kematian akibat penyakit Demam Berdarah, pada tahun 2015 mencapai 13 orang. Pada tahun 2016 terjadi penurunan, jumlah orang meninggal akibat penyakit DBD mencapai 7 orang saja. [dre]

Tags: