Angkat Tradisi Religi Desa Gunungsari Sebagai Potensi Wisata

Suasana peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Gunungsari berlangsung semarak namun tetap khidmat. [anas bachtiar]

Kota Batu, Bhirawa
Dalam upaya menyemarakkan wisata pedesaan, setiap Desa di Kota Batu terus menggali potensi yang dimilikinya. Dan ingin memiliki nuansa berbeda, Desa Gunungsari mengangkat potensi wisata bernuansa religi yang dimiliki.
Warga Desa Gunungsari berupaya mengangkat tradisi memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW yang dimilikinya yang tergolong unik. Tradisi yang akrab disebut Udik-udik ini diwarnai ritual sawur koin atau menabur uang logam yang dicampur beras kuning.
“Makna beras kuning dan uang koin sebagai simbol berkah Maulid Nabi Muhammad SAW. Uang koin wajib disimpan di dalam gentong tempat wadah beras, sambil berdoa agar diberikan pangan berlimpah,” ujar Pj Kades Gunungsari, M Hartoto, Selasa (12/11).
Hartoto menjelaskan, Udik-udik yang ada di Desanya selalu dilaksanakan dalam hari peringatan Maulid Nabi Muhammad, tepatnya pada malam hari usai Shalat Isya. Warga berkumpul sambil membawa dua tumpeng dan ratusan encek. Tak hanya pria dewasa yang membawa tumpeng dan encek, namun ibu-ibu hingga anak-anak sengkuyung.
“Semua itu dilakukan warga secara bersama dengan berjalan berjajar sambil mengumandangkan Shalawat Nabi diiringi musik terbang jidor,” jelas Hartoto.
Arak arakan yang dimulai dari TPQ Dusun Brau Atas menuju Masjid Anwar Mukmin Dusun Brau. Suasana sangat meriah, warga sangat antusias mengikuti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan guyub. Bahkan alunan shalawat yang diiringi musik terbang jidor bisa berkumandang hingga dini hari.
Di depan arak-arakan, tokoh adat dan agama membawa wadah berisi bunga setaman yang boleh diminum oleh warga masyarakat atau untuk membasuh wajah. Di penghujung acara, tokoh agama meneriakkan Shalawat Nabi sambil menebar koin di dalam Masjid Anwar Mukmin. Dan tanpa dikomando para jamaah pengajian pun berebut koin. Keceriaan pun timbul, meski saling berebut, tidak ada kemarahan antar warga. Sebaliknya, mereka tertawa bahagia saat berebut uang receh yang jumlahnya sangat banyak ini.
Koin yang berhasil mereka dapatkan disimpan di dalam tempat penyimpanan beras atau dompet. Bahkan, kata Hartoto, tren yang berkembang saat ini, anak muda menyimpan koin didalam dompet, sebagai bentuk pengharapan agar rejeki lancar dan barokah.
“Dan koin yang disebar ini adalah sumbangan sukarela masyarakat yang dihimpun sebagai sedekah mereka di peringatan Maulid Nabi Muhammad,” pungkas Hartoto. [nas]

Tags: