Antisipasi Timbulnya Korban, Kosongkan 14 Warung Payung I Kota Batu

Foto1: BPBD Batu bersama instansi terkait saat menyampaikan hasil kajian BPBD Jatim terkait potensi pergerakan tanah di kawasan Payung I kepada pedagang yang ada di sana.

Kota Batu, Bhirawa
Mencegah munculnya korban jiwa atas adanya pergerakan tanah yang berpotensi menyebabkan tanah ambles dan longsor, Pemkot Batu mengosongkan kawasan wisata Payung I. Sebanyak 14 titik warung ditutup dak dievakuasi. Untuk proses pengosongan Pemkot menyediakan sarana transportasi untuk evakuasi barang. Dan para pemilik warung di Payung I juga disediakan bantuan bahan pokok selama masa pengosongan.

“Sebelum dilakukan evakuasi pengosongan, kita sudah menyampaikan informasi hasil kajian terkait kerawanan dan potensi terjadinya tanah ambles dan longsor yang bisa terjadi sewaktu-waktu kepada para pedagang atau pemilik 14 warung di Payung I,” ujar Kasie Kedaruratan dan Logistik BPBD Batu, Ahmad Choirur Rochim, Kamis (18/2).

Kemudian para pemilik warung dihimbau untuk sementara waktu tidak melaksanakan aktivitas dan tinggal di kawasan Payung I. Selain BPBD Batu, sosialisasi kerawanan ini juga melibatkan beberapa instansi terkait. Antara lain, UPT PJJ Malang Dinas PU Bina Marga Pemprov Jatim, Dishub Kota Batu, TNI- Polri, dan Lurah Songgokerto.

Akhirnya, para pemilik 14 warung terdampak bersedia untuk sementara waktu tidak berdagang dan mengosongkan warungnya. Dari para pemilik ini, 12 di antaranya adalah warga Batu dan Pujon yang memiliki rumah/tempat tinggal. Selanjutnya mereka dievakuasi kembali ke rumah masing-masing.

Namun dua pemilik warung yang lain ternyata tidak memiliki rumah, dan menjadikan warung tersebut sebagai tempat tinggal. “Kepada pemilik dua warung tersebut bersama anggota keluarganya yang berjumlah total tujuh orang, untuk sementara waktu disediakan tempat tinggal di Posko BPBD Punten,” jelas Rochim.

Dalam proses evakuasi/ pengosongan warung, pemkot menyediakan sarana transportasi yang bisa digunakan warga terdampak ini untuk memindahkan barang- barangnya. Sampai berita ini ditulis, proses pemindahan masih berlangsung dan diperkirakan akan tuntas pada hari Jumat (19/2) ini.

Selama tidak dapat melakukan aktivitas berdagang, warga terdampak ini akan diberikan bantuan kebutuhan dasar bahan pangan. Mereka juga meminta untuk dicarikan solusi berupa penyediaan tempat untuk berdagang sementara di lokasi lain.

Diketahui, sejak pekan lalu kawasan Payung I mengalami pergerakan tanah yang menyebabkan tanah ambles. Hal ini juga mengakibatkan struktur bangunan di 14 warung mengalami kerusakan. Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan BPBD Jatim dengan seismograf, dinyatakan kawasan ini rawan longsor dengan status potensi sangat tinggi.

Dalam penanganan jangka pendek telah dilakukan dan dilanjutkan dengan menyiapkan skema penanganan jangka panjang. Langkah-langkah itu telah dihasilkan melalui rapat kordinasi lintas instansi. Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Jatim, Gatot Soebroto mengatakan, penanganan jangka pendek telah dilakukan Dinas PU Binamarga Pemprov Jatim dengan melakukan penambalan hotmix pada rekahan. Pelapisan hotmix di lintasan retakan bertujuan untuk mencegah air hujan masuk ke dalam tanah. “Untuk jangka panjangnya akan dilakukan perbaikan struktur badan jalan,” ujar Gatot.

Ditambahkan Kasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas PU Bina Marga Provinsi Jawa Timur, Kholilah bahwa untuk penanganan jangka pendek lainnya dengan menambal jalan retak menggunakan semen dan pasir. “Selain itu juga akan dilakukan normalisasi saluran drainase yang ada di pinggir jalan. Karena masih banyak sampah sehingga bisa menghambat aliran air,” ujar Kholilah.[nas]

Tags: