Asa Membangun Kinerja Guru di Tengah Pandemi

Oleh :
Slamet Yuliono
Guru SMP Negeri 1 Turen – Kab. Malang

PANDEMI Covid-19 yang terdeteksi mulai pertengahan bulan Maret 2020 memutarbalikkan fakta pembelajaran yang harus dilakukan oleh seorang guru. Rencana kegiatan pembelajaran di tengah semester genap akhir berantakan dan harus diakhiri tanpa pembelajaran tatap muka. Ujian Nasional sebagai agenda rutin tahunan sekaligus tolak ukur standarisasi dan pemetakan kualitas SDM anak didik harus diakhiri tanpa kejelasan. Dampak pengiringnya, anak-anak yang berada di kelas akhir masing-masing jenjang lulus tanpa hasil seleksi optimal.

Asa memasuki tahun pelajaran baru dengan beragam perubahan konsep dan rancangan kegiatanpun harus ditunda karena wabah belum juga akan berakhir. Kendala dan buramnya aktivitas ternyata tidak hanya dihadapi oleh guru, orang tua siswa juga dibuat kalang kabut menghadapi persoalan ini. Pemerintah bahkan lebih ‘sock’ menghadapi wabah mendunia ini, bukan hanya masalah pendidikan, sektor ekonomi sebagai penopang berlangsungnya roda pemerintahan juga terkena imbasnya.

Sesal bukan untuk direnungkan, tetapi harus dicari solusi agar permasalahan segera dapat diurai. Beruntung dalam keterpurukan, keberadaan dan nasib guru yang hingga saat ini masih buram mendapat jawaban pemerintah dengan beragam jalan keluar. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan kebijakan pendukung brilian untuk guru yang dilanda kegalauan.

Beragam program pemerintah (Kemendikbud) seperti: Pendidikan dan Latihan (diklat) online dalam bentuk kegiatan guru berbakti, webinar kelas menulis bagi guru, bincang guru berbagi, hingga pelatihan mengoptimalkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) diluncurkan.

Banyak dan variatifnya kegiatan ini diluncurkan, tinggal kemauan untuk maju bagi seorang guru yang kini diharapkan. Tidak hanya kemauan keras yang harus ditampilkan dari seorang guru, tetapi juga dituntut belajar tekun dan optimal bagi guru dalam mengikuti, memilih dan memilah program yang sesuai dengan karakter anak didiknya.

Asal berpartisipasi dan hanya sekedar menggugurkan kewajiban bukan jalan yang elok untuk saat ini. Ikuti kegiatan dan pelatihan dengan sungguh-sungguh tanamkan niat dengan benar apa yang disampaikan oleh tutor dan instruktur insyaallah akan berbuah manis. Tulis dan serap ilmu yang telah di dapat rangkum dan sinergikan dalam rencana pembelajaran, itulah jawaban yang saat ini harus dilakukan oleh seorang guru.

Segera Aplikasikan

Beragam ilmu pembelajaran dapat diperoleh di era pandemi covid-19, susun dan rangkum hasil kajian dari pakar untuk diaplikasikan. Pemilahan dan pemilihan konsep ajar baru terbarukan mulai dijalankan oleh seorang guru. Jangan sampai ilmu yang telah di dapat dengan susah payah menjadi sia-sia dengan argumen nanti saja kalau sudah ada waktu yang tepat.

Hilangkan kebiasaan menunda-nunda pekerjaan (procrastination) yang menjadi persoalan banyak orang. Pastikan tugas untuk segera diselesaikan, sering kita memilih mengerjakan tugas lain, bahkan ada kesan procrastination sebagai perilaku lari dari tanggung jawab karena tersimpan perasaan takut, rendah diri, atau cemas.

Sikap meragukan diri sendiri bisa menumbuhkan perasaan tidak nyaman. Sikap rendah hati palsu sekedar mendapat pujian orang lain, juga lama kelamaan bisa membuat seseorang tidak percaya dengan kemampuannya sendiri. Ujung-ujungnya, membikin sikap menunda-nunda pekerjaan menjadi kebiasaan.

Ada dua alasan mendasar mengapa orang gemar menunda pekerjaan. Pertama, penundaan pekerjaan terjadi karena orang kerap merasa berada di suasana hati yang tak tepat saat mengerjakan tugas. Kedua, ada asumsi yang meyakini bahwa perasaan bisa berubah dalam waktu dekat. Padahal, tidak usah merasa harus dalam situasi hati tertentu untuk bisa lancar melakukan pekerjaan.

Memaafkan diri sendiri adalah langkah awal untuk tidak larut dalam perasaan bersalah akibat menunda-nunda pekerjaan. Lebih baik segera memikirkan aksi berikutnya supaya tidak terjerembab suasana hati yang lebih buruk. Tidak masalah jika hal tersebut ditempuh secara bertahap. Bikinlah skala prioritas, dan lakukan apa yang paling mendesak untuk dilakukan.

Penulis melihat, secara umum, kebijakan yang diambil pemerintah dalam menghadapi krisis akibat pandemi Covid-19 ini sudah “on the track”. Desain berupa kebijakan yang memadukan percepatan eksekusi berbagai program pendidikan dengan penguatan mendasar pembelajaran bagi masyarakat pembelajar sudah tepat. Hanya saja, dalam implementasinya diperlukan upaya kerja keras berbagai pihak, perlu dukungan dengan kekompakan seluruh elemen pemerintah dari pusat hingga daerah. Pemerintah juga mesti sesegera mungkin meredam penyebaran Covid-19 yang hingga kini terus meroket, agar perbaikan aktivitas pendidikan yang ada di dalamnya tidak tersendat. Selama transisi Covid-19 masih tinggi, para guru harus lebih aktif dan tidak mengambil sikap wait and see, tanpa berani memulai kegiatan.

Sektor pendidikan termasuk sektor yang perlu mendapat perhatian lebih dari dampak Covid-19. Seperti yang diurai oleh Mas Menteri dalam paparan di penyesuaian kebijakan pembelajaran masa Pandemi covid-19 atas resiko “learning loss” bagi anak-anak usia muda. Bila pandemi Covid- 19 berlanjut hingga tahun depan, ketakutan terjadinya loss generasi bukan kenisyacaan.

Ambil keputusan berupa langkah ‘revolusioner’ tanpa mengesampingkan protokol kesehatan demi kelancaran, kemajuan dan jalannya pembelajaran agar terus berlangsung. Daerah (zona) hijau dan kuning dapat dilaksanakan pembelajaran tatap muka, sedang daerah oranye dan merah pembelajaran tetap dengan aturan PJJ, seperti yang telah dipaparkan Mas Menteri. Meskipun prioritas kesehatan dan keselamatan peserta didik, keluarga, dan masyarakat merupakan faktor utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran.

Sekali lagi, ketidakpastian pembelajaran harus segera dicari jalan keluarnya, Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) ditingkatkan pelayanan dan kualitasnya karena di zona oranye dan merah. Sedang sekolah yang memberlakukan pembelajaran tatap muka harus mematuhi protokol Kesehatan ketat. Ingat masalah kesehatan bagi masyarakat pembelajar harus selalu diutamakan. Alhasil, dengan terus berharap dan berdoa kepada sang Khaliq wabah segera di angkat. Tetap menjaga dan mematuhi ketertiban, disiplin dalam menjaga diri, insyaallah perlahan namun pasti pandemi bernama covid-19 akan segera berakhir. Kehidupan normal baru akan dapat kita jalani, semoga!

——– *** ———

Tags: